PERMAINAN HADANG


Hadang jadi salah satu permainan rakyat yang sudah dilombakan berskala internasional beberapa tahun lalu di Jakarta, yakni The Association For International Sport for All (TAFISA) Games. TAFISA merupakan agenda empat tahunan yang dikelola oleh berbagai negara dari lima benua.

Dalam permainan hadang, yang diutamakan adalah mengasah kelincahan, kekuatan dan strategi. Permainan ini memiliki sebutan berbeda-beda di setiap daerah, ada yang menyebutnya gobak sodor, bilon, dan main galah.

Permainan ini tidak menggunakan alat apa pun. Dimainkan dalam bentuk regu yang terdiri dari 8 orang, 5 pemain inti dan 3 cadangan. Dahulu, permainan ini kerap menjadi rutinitas anak-anak pedesaan di sore hari dengan aturan main yang mereka tetapkan sendiri.

 

Namun, dengan semakin populernya permainan ini, masyarakat menjadikannya pertandingan. Khususnya saat merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, atau saat merayakan hari jadi sebuah daerah.

Biasanya dibutuhkan area lapangan yang membentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 15 meter dan lebar 9 meter. Kemudian, area tersebut akan dibagi 6 petak dengan masing-masing memiliki ukuran 4,5 x 5 meter.

Garis yang membagi menjadi 2 bagian disebut garis tengah. Lapangan permainan juga diberi tanda garis dengan lebar 5 cm.

Permainan hadang biasanya dilakukan dalam waktu 2 x 15 menit. Pemenang dalam permainan ini ditentukan dari besarnya nilai yang diperoleh salah satu regu, setelah permainan berakhir. Penetapan nilai diambil dari setiap pemain yang berhasil melewati garis depan sampai dengan garis belakang diberi nilai satu, dan pemain yang juga berhasil melewati garis belakang sampai dengan garis depan diberi nilai satu.

(FN)