Sore di Pantai Kuta


Namaku Zalika Nattaya, sekarang aku sedang di Pantai Kuta. Menikmati angin sore.

Aku menulis sesuatu di pasir menggunakan kayu. ‘Zalika dan Erin’ itu yang kutulis.

Erin adalah sahabatku. Nama lengkapnya adalah Erina Matthew. Sekarang dia sudah tiada.

Aku teringat kejadian itu.

“Zalika!!!” Erin berteriak saat aku sedang menangis di pantai ini. Aku tidak menghiraukannya.

“Hey! Kenapa kau menangis?” Tanyanya.

“Baju ibu hanyut di laut” kataku.

“Akan aku ambilkan!” Erin pun bergegas menuju laut.

Aku terus menunggunya hingga seorang nelayan datang menghampiriku.

“Adek ngapain malam-malam disini?” Tanyanya.

“Bapak akan melaut? Tolong carikan teman saya, dia dari sore belum kembali” aku menjelaskan.

Bapak itu mengangguk.

Esok pagi bapak itu kembali dengan Erin. Tapi raut wajah bapak itu tidak senang.

“Maaf, teman adek sudah ditemukan mengambang di air,” bapak itu berkata dengan wajah tertunduk.

Aku menangis, kini pantai ini adalah saksi bisu persahabatan kami dan untuk pengorbanan Erin.

(FN)