SURAT UNTUK IBU

. Surat Untuk Ibu

Karya: Joko Pinurbo

Akhir tahun ini saya tak bisa pulang, Bu.

Saya lagi sibuk demo memperjuangkan nasib saya

yang keliru. Nantilah, jika pekerjaan demo

sudah kelar, saya sempatkan pulang sebentar.

Oh ya, Ibu masih ingat Bambang, ‘kan?

Itu teman sekolah saya yang dulu sering numpang

makan dan tidur di rumah kita.

Saya baru saja bentrok dengannya gara-gara urusan politik

dan uang.

Beginilah Jakarta, Bu, bisa mengubah

kawan menjadi lawan, lawan menjadi kawan.

Semoga Ibu selalu sehat bahagia bersama penyakit

yang menyayangi Ibu.

Jangan khawatirkan keadaan saya.

Saya akan normal-normal saja.

Sudah beberapa kali saya mencoba meralat

nasib saya dan syukurlah saya masih dinaungi
kewarasan.

Kalaupun saya dilanda sakit

atau bingung, saya tak akan memberi tahu Ibu.

Selamat Natal, Bu. Semoga hatimu yang merdu

berdentang nyaring dan malam damaimu diberkati hujan.

Sungkem buat Bapak di kuburan.