BATAL PUASA KARENA SAKIT
BATAL
PUASA KARENA SAKIT
Pagi itu aku terbangun
dengan rasa aneh di mulutku. Dengan mata yang masih setengah terpejam aku
berusaha menganalisa rasa aneh apakah ini? Bibirku juga terasa sangat kering.
Akhirnya, aku berusaha untuk bangun dan duduk di kasurku. Tiba-tiba saja perutku
terasa sangat sakit. "Aduuuuh," teriakku dari kamar. Kemudian Ibuku
membuka pintu kamarku. "Kenapa berteriak seperti itu Tina?" tanya
Ibuku. "Perutku tiba-tiba saja terasa sakit sekali Bu," jawabku
sembari mengerang kesakitan. "Ah kamu ini ada-ada saja!" jawab beliau
sambil berjalan keluar kamarku. Tentu saja aku kaget dengan reaksi Ibuku.
Bagaimana bisa beliau berkata demikian?
"Ibu kenapa tega sekali
padaku?" kataku setengah berteriak dari atas tempat tidurku. Ibuku tidak
menjawab pertanyaanku dan malah melanjutkan kegiatannya. Lalu aku berbaring
lagi di kasurku sambil menahan rasa sakit yang kurasakan di bagian perut. Tidak
lama Ibu berteriak kepadaku, "Sampai kapan kamu mau tidur-tiduran seperti
itu? Ini sudah siang! Ayo bangun dan segera mandi!" "Ibuuuu aku ini
sedang sakit!" jawabku. "Kamu ini jangan berlebihan!" kata Ibu.
Berlebihan katanya? Bagaimana mungkin seorang Ibu bereaksi demikian ketika
mengetahui anaknya sedang sakit???
"Apa yang sakit?"
tanya Ibu yang tiba-tiba sudah berdiri di depan pintu kamarku yang dibiarkannya
terbuka sejak tadi. "Perutku Bu, sakit sekali. Mulutku juga terasa aneh,
dan bibirku sangat kering!" jawabku. "Ya tentu saja kamu merasakan
itu semua! Tadi sudah Ibu bangunkan tapi tidak kamu hiraukan!" kata Ibu
dengan nada agak kesal. "Lain kali kalau tidur jangan terlalu malam,
akibatnya kamu tidak bisa bangun untuk makan sahur dan shalat Subuh. Kalau
berbuka puasa juga jangan makan yang pedas." lanjut Ibuku.
Aku mendengarkan perkataan
Ibu sambil mengernyitkan dahi. Lalu aku menepuk dahiku, "Ya ampun Bu! Tina
lupa kalau ini bulan Ramadhan! Huhu pantas saja perut Tina sakit sekali dan
bibir Tina sangat kering," jawabku. Ibu yang mendengar hanya menggelengkan
kepalanya dan berkata, "Ya sudah, kalau tidak kuat tidak usah puasa. Nanti
kamu ganti saja puasa hari ini," "Iya Bu," jawabku dengan lemas.
Aku benar-benar lupa kalau
ini bulan Ramadhan. Semalam aku berbuka puasa dengan mie instan pedas asal
Korea. Lalu setelah shalat Tarawih, aku menonton film entah sampai jam berapa.
Sepertinya aku harus merelakan puasaku hari ini dan menggantinya setelah bulan
Ramadhan.
Sumber :
https://www.rctiplus.com/news/detail/otomotif/3570042/5-contoh-cerpen-tentang-ramadhan-yang-singkat-dan-menarik