Legenda Batu Belah

Legenda Batu Belah: Amarah Sang Hulubalang”
Di zaman kejayaan Majapahit, hiduplah seorang hulubalang tangguh bernama Gagak Jao, yang namanya membawa makna “orang perkasa dari tanah Jawa.” Kisahnya berawal dari sebuah perjalanan menyusuri Sungai Kampar Kiri, sebuah sungai yang membentang gagah menuju hulu. Gagak Jao memulai ekspedisinya dengan penuh keyakinan, hingga sebuah kabar menarik telinganya di Batu Sanggan, ada seorang gadis jelita bernama Putri Lindung Bulan. Keelokan paras gadis itu telah menjadi buah bibir, dan hati Gagak Jao pun bergejolak dengan hasrat untuk meminangnya.
Penuh semangat, ia mengarahkan langkahnya menuju Batu Sanggan. Namun, sesampainya di sana, harapannya pupus. Desa itu sepi tak ada tanda kehidupan. Rakyat Batu Sanggan telah mendengar kabar tentang kedatangannya, dan mereka melarikan diri ke hutan, membawa serta Putri Lindung Bulan untuk menyelamatkannya dari niat Gagak Jao.
Kekecewaan berubah menjadi amarah yang tak tertahankan. Gagak Jao, dalam luapan emosinya, mencabut pedang saktinya yang terkenal tajam dan penuh kekuatan gaib. Dengan satu tebasan penuh tenaga, ia membelah sebuah batu besar yang berdiri kokoh di hadapannya. Batu itu terbelah sempurna, membentuk pemandangan yang menakjubkan sekaligus menjadi saksi bisu dari kisah kemarahan sang hulubalang.
Batu Belah itu kini menjadi peninggalan sejarah yang menyimpan misteri dan keindahan tersendiri. Tak banyak yang tahu tentang legenda di baliknya, namun bagi mereka yang berkunjung, kehadiran batu itu seakan menceritakan kembali kisah Gagak Jao, Putri Lindung Bulan, dan amarah yang terukir abadi di tengah alam Sumatera.