Ramadhan dan Lukanya
Cerpen Karangan: M. Khoirul Kholqillah
Kategori: Cerpen Cinta, Cerpen Ramadhan, Cerpen Slice Of Life
Lolos moderasi pada: 2 July 2023
Dengan tergesa-gesa seorang anak muda terbangun. Dengan wajah kusut ia berlari menuju kamar mandi untuk membasuh mukanya. Jarum jam menunjukkan pukul lima sore. Ia ingat bahwa hari ini ia punya janji dengan pacarnya untuk bertemu dialun-alun—bukber bersama.
Selepas mengenakan baju ala kadarnya ia mengendarai montornya dengan mengebut—agar pacarnya tidak menunggu terlalu lama. ia akhirnya terpaksa terhenti oleh sekelompok komunitas yang sedang membagikan takjil di jalan menuju ke alun-alun. “Lumayan” ucapnya dalam hati. Setelah menerima bingkisan takjil ia melanjutkan perjalanannya dengan mengebut.
Sesampai dialun-alun kira-kira sepuluh menit lagi suka memasuki waktu magrib, ia langsung membuka hp untuk menanyai posisinya “Kamu dimana? Aku sudah di alun-alun nih” tulis pesannya melalui WhatsApp.
Namun ia hanya menjumpai centang satu yang artinya dia tidak online. Sambil terus meneleponnya sampai ada lima belas panggilan, dia tetap saja tidak online.
Waktu magrib pun tiba—waktu untuk bebuka. Ia lupa untuk membawa dompet karena tergesa-gesa. Akhirnya ia hanya berbuka dengan takjil yang ia bawa tadi. Sambil terus menunggu dan terus mengirimkan spam pesan
“Kamu dimana”. Akhirnya tiba, Pada pukul delapan ada notif darinya.
“Maaf, ditunda dulunya ketemunya, aku lagi keluar sama temanku di kota kediri” balasnya dengan akhiran emoticon minta maaf.
“Bilang lebih awal!! Aku sudah menunggumu dua jam disini” balasnya yang diakhiri dengan emoticon marah.
“Oh kamu lebih mementingkan temanmu?” balasnya lagi diakhiri dengan emoticon kesal.
“Nggak enak aku sama temanku” jawabnya dengan akhiran emoticon menangis.
“Terus kamu seenaknya gitu sama aku?” Tanyanya dengan geram.
Selapas dari situ terjadilah sebuah pertengkaran hebat yang hampir saja menimbulkan perpisahan. Sebab mereka pacaran selama satu tahun lebih dan dihari itu adalah momen yang seharusnya mereka bertemu untuk pertama kalinya. Namun bukan kebahagiaan yang ia dapatkan. Melainkan rasa sakit yang selamanya tetap membekas hingga hari ini. Semua itu menjadi sebuah hadiah dari kenagan yang melekat hebat dibayang-bayangnya. Mereka berpisah menyisihkan perih setelah tau bahwa dia ke kota kediri bersama gebetannya.
Sumber: https://cerpenmu.com/cerpen-cinta/ramadhan-dan-lukanya.html