Menjaga Kesucian Cinta
Cerpen Karangan: Kayana Rafa T
Kategori: Cerpen Cinta Islami, Cerpen Ramadhan
Lolos moderasi pada: 18 June 2023
Waktu sudah menunjukkan pukul 16.40, yang berarti tidak lama lagi akan berbuka puasa, aku bergegas untuk ke dapur membantu umi menyiapkan hidangan berbuka.
Sesampainya di dapur aku terkejut, karna jumlah hidangan berbuka kali ini lebih banyak dari biasanya.
“banyak sekali yang umi siapkan untuk berbuka kali ini, apa tidak mubazir jika tidak habis umi?” Tanyaku kepada umi
“tentu mubazir jika tidak menghabiskan suatu makanan.”
“lalu kenapa umi menyiapkan begitu banyak?”
“hari ini teman abi mau datang untuk berbuka bersama abi, jadi umi menyiapkan lebih banyak untuk hari ini.”
“teman abi yang mana mi?”
“sudah tidak usah banyak bertanya, nanti jika sudah datang kamu akan tahu sendiri, cepat bantu umi, nanti keburu dateng tamunya loh.” Kata umi dengan nada meledekku.
“iya deh, umi sayangku” membalas ledekan umi.
Aku dan umi melanjutkan menyiapkan hidangan untuk berbuka
Tiba-tiba terdengar ucapan salam dari arah depan rumah
“assalamualaikum!”
“permisi pak Farhan!”
Aku dan umi yang sedang berada di dapur tertegun saat mendengar salam tersebut, dan aku buru-buru memberitahu abi jika tamunya sudah datang.
“waalaikumsalam!”
“mari masuk, pak Habib”
Sembari menunggu waktu berbuka, abi berbincang-bincang santai dengan temannya.
“anak perempuan kamu mana han.” Tanya pak habib kepada abi
“biasa, lagi bantuin uminya di dapur buat berbuka”
“masyallah, sudah dewasa ya anakmu Han.”
“oh iya! bagaimana kuliah kamu Firdan di kairo?”
Ternyata teman abi membawa anaknya yang berkuliah di kairo
“allhamdulilah lancar om.”
“syukurlah jika lancar, yang rajin ya kuliahnya.”
“iya, insyallah om”
“aku dan umi sudah selesai menyiapkan menu untuk berbuka, tinggal mengantarnya ke ruang tamu”
“ade, tolong umi buat mengantar makanannya ke ruang tamu ya”.
“iya mi, aku mau ke kamar dulu ya, mau pakai hijab dulu”
Aku bergegas ke kamar dan memakai hijab pashminaku yang berada di kursi. Setelah rapih aku ke dapur dan langsung mengantarkannya ke ruang tamu.
“sebentar lagi adzan maghrib, silahkan di nikmati om, tante” kataku tersenyum tipis
Di ujung mataku terlihat ada seorang anak laki laki, yang menatapku dengan dalam dan tersenyum kepadaku, dia memiliki suara yang santun dan lembut.
“oh iya ade, ini teman abi pak Habib dan istrinya bu Azmina, ini juga anaknya pak habib namanya Firdan dia kuliah di kairo”.
“ini si bungsu, satu satunya anak perempuanku namanya Naisya Almira” kata Abi memperkenalkan diriku
Aku tersenyum sembari memberi salam, dan bergegas kembali ke dapur
Adzan maghrib sudah berkumandang, dan waktunya untuk berbuka puasa
Di sela-sela menikmati waktu berbuka puasa, entah kenapa hatiku tiba-tiba berbicara sendiri
“anak laki laki itu terlihat baik dan pintar.”
“pasti dia sangat terkenal di kalangan anak perempuan di kampusnya” kataku si gadis SMA
“kenapa dia menatapku sebegitu dalamnya?”
”tersenyum lagi, pake manis segala senyumannya, kan aku jadi suka.”
“eh apasih yang aku pikirin, asstagfirullah, tapi boleh juga ya allah kalo jadi jodoh aku mah” kataku yang tertawa geli.
Mulai dari situ aku selalu penasaran dengannya,
Kalo kata orang, penasaran akan berubah jadi pengamatan dan terakhir jadi sebuah perjuangan, berjuang demi sebuah cinta, dan benar saja aku yang penasaran ini lama lama jatuh kedalam perasaan yang bernama cinta
Aku hanya seorang gadis SMA yang jatuh cinta dengan laki-laki yang memiliki banyak bekal ilmu dan akhlaknya yang baik, tidak banyak yang bisa kulakukan agar dia memiliki perasaan yang sama kepadaku selain berdoa, dan meminta Allah untuk mempertemukan kami pada waktunya, jika memang kami berjodoh.
Namun terlepas dari itu semua tidak mudah bagiku untuk menjaga kesucian cinta ini, cinta juga bisa jadi haram hukumnya jika cinta yang dimaksud mengarahkan kedua insan kepada perzinahan, apalagi sekarang maraknya orang berpacaran di se-usiaku, dimana itu adalah perbuatan tercela, yang Allah sendiri sudah tegas melarangnya dalam Al-Qur’an surat Al-Isra’ ayat 32.
Apalagi sekarang sudah memasuki bulan ramadhan, tidak mungkin jika diriku ini terjatuh ke dalam perbuatan yang tercela dan dapat menjauhkan diriku dari Allah.
Di mana orang lain menyibukkan diri di bulan Ramadhan ini, dengan memperbanyak amalan baik dan memohon ampunan, agar selalu dekat dengan Allah dan mendapatkan ridhonya.
Aku jadi teringat dengan Kisah cinta salah satu dari sahabat Rasulullah yang fenomenal, kisah cinta antara Ali bin Abi Thalib dengan Putri bungsu Rasulullah yaitu Fatimah Az-Zahra. Kisah cinta antara keduanya sangat
Luar biasa indah, cinta yang selalu terjaga kerahasiaannya dalam sikap, kata maupun ekspresi. Saking terjaga kerahasiaannya setan saja tidak tahu-menahu urusan cinta di antara keduanya.
Dari kisah tersebut aku akan menjadikannya sebuah acuan, dalam berusaha untuk menjaga kesucian cinta ini, dan akan selalu bertawakal di sepertiga malam ku yang indah, di mana hanya Allah yang tahu seberapa besar harapan cintaku kepadamu.