Aren

Pohon aren atau Arenga pinnata merupakan salah satu jenis tanaman palma yang keberadaannya hampir tersebar di seluruh Indonesia. Pengembangan tanaman aren di Indonesia memiliki prospektif yang tinggi.

Di samping pemanfaatan pohon aren memiliki nilai ekonomi, dalam produksinya mampu menyerap lebih banyak tenaga kerja hingga meningkatkan penghasilan petani dan negara.

Pohon ini termasuk tanaman serbaguna karena seluruh bagian dari aren dapat dimanfaatkan mulai dari nira, batang, buah, hingga daunnya. Lantas, apa saja keunikan lain yang ada didalamnya?

Ciri-Ciri Pohon Aren

Dahulu aren dikenal dengan nama ilmiah Arenga saccharifera, namun lebih banyak dikenal dengan nama Arenga pinnata Merr (Lempang 2012). Pohon aren banyak dijumpai di daerah pantai barat India hingga Cina dan Kepulauan Guam.

Di Asia, Aren banyak ditemukan di negara Filipina, Laos, Kamboja, Vietnam, Myanmar, Malaysia, Thailand, dan Sri Lanka. Konon, tanaman ini berasal dari Indonesia.

Aren memiliki banyak nama lokal tersendiri di setiap daerah Indonesia antara lain bak juk (Aceh), bargot (Mandailing), anau, biluluak (Minangkabau), hano (Bali), aren, lirang (Jawa, Madura), seho (Manado), moke (Flores), dan masih banyak lagi.

Tanaman ini dapat tumbuh pada ketinggian hingga 1.300 mdpl, namun lebih menyukai pada 500-1.200 mdpl. Kondisi tanah ideal pertumbuhan aren adalah tanah gembur, tanah vulkanis, dan tanah berpasir seperti tepian sungai. Aren juga mampu hidup dengan suhu lingkungan rata-rata 250C  dengan  curah  hujan  1.200 mm/tahun.

Ciri-ciri pohon aren adalah memiliki batang yang tinggi hingga 12 meter dengan diameter setinggi dada mencapai 60 cm (Ramadani et al. 2008). Bahkan pohon ini mampu tumbuh setinggi 15-20 meter dengan diameter 65 cm. Jenis Arenga pinnata ini memiliki bentuk daun pinnate, dengan panjang hingga 8m, anak daun berbentuk divaricate dengan panjang minimal 1 meter, dasar daun auriculate dan ujung daun lobes. 

Permukaan daun atas berwarna hijau dengan bagian bawah sedikit berwarna putih dan bertepung. Daun aren muda selalu berdiri tegak di pucuk batang dan tergulung lunak. Pelepah daun di bagian panggal melebar dan menyempit ke arah pucuk. 

Bunga pada aren jantan dan betina berpisah, besar, dan tangkai bunga muncul dari patang dengan panjang 1-1,5 meter. Bunga aren berbentuk tandan dengan malai bunga yang menggantung. Bunga aren tumbuh pada ketiak-ketiak pelepah atau ruas batang bekas tempat tumbuh pelepah. Bunga aren tumbuh secara basiferal artinya bunga paling awal terletak di ujung batang, sedangkan bunga selanjutnya terletak pada tunas ke arah bawah.

Dalam satu pohon terdapat bunga jantan dan betina, namun berada pada tandan yang berbeda. Bunga jantan pada aren berwarna ungu kecoklatan dengan bentuk telur memanjang, berdaun bunga tiga dan berkelopak 3 helai. Sedangkan pada bunga betina berwarna hijau dengan mahkota bunga segitiga yang beruas-ruas, bakal biji dan putik berjumlah tiga.

Buah Aren

Walaupun terletak berpisah, bunga aren dapat berbuah atas bantuan serangga. Buah aren akan tumbuh bergelantungan pada tandan yang bercabang dengan panjang mencapai 90 cm. Apabila pertumbuhan pohon aren baik bisa 4-5 tandan buah. Buah aren termasuk dalam buah buni berbentuk bulat, ujung buah tertoreh, berukuran 4×5 cm, terdapat 3 bractea tebal, berwarna hijau dan apabila masak buah akan berwarna kuning.

Biasanya aren dapat berbunga pada umur 12-16 tahun bergantung pada tempat tumbuh dan kondisi lingkungan pohon (Lempang 2012). Dapat dipanen dari pohon yang berumur lebih dari 11-15 tahun (Saleh 2011 dalam Anwar 2018). Dikutip dari Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur 2012, aren dapat dipanen mulai dari umur 5 tahun. 

Manfaat Pohon Aren

Pohon aren dapat disebut dengan tanaman serba guna. Hampir seluruh bagian dari pohon tersebut dapat dimanfaatkan. Apa saja manfaatnya?

1. Buah Aren

Buah pohon aren berwarna putih atau bening seperti kaca. Dikenal dengan nama kolang-kaling yang biasa dipakai pada campuran bahan makanan dan minuman seperti kolak, es campur, minuman kaleng, manisan, dan lain-lain. 

Disamping itu, buah pohon aren memiliki manfaat bagi kesehatan. Kolang kaling memiliki nilai gizi sangat rendah, namun seratnya baik untuk kesehatan. Bermanfaat untuk melancarkan pembuangan air besar, penyakit jantung koroner, kanker usus, dan kencing manis (Lutony 1993).

2. Nira

Nira dapat disadap dari tandan bunga jantan selama 3-5 tahun sejak pohon aren mulai berbunga. Pada tanaman aren yang sehat, nira yang dihasilkan sebanyak 900-1800 liter/tandan dan apabila pada tanaman yang kurang sehat dihasilkan hanya 300-400 liter/tandan (Lutony 1993). 

Nira memiliki rasa manis berbau khas dan tidak berwarna. Nira aren mengandung karbohidrat, lemak, protein, dan mineral. Rasa manis dari nira disebabkan oleh kandungan karbohidrat mencapai 11,28%. Nira aren mudah terkontaminasi dan terfermentasi sehingga berubah rasa menjadi asam.

Nira yang masih segar dapat digunakan untuk mengobati TBC, sariawan, disentri, wasir, dan memperlancar buang air besar. Nira yang telah terfermentasi disebut dengan tuak yang berguna sebagai perangsang haid dan mengobati radang paru-paru.

Terkenalnya, nira aren dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan gula aren. Gula ini berwarna coklat kemerahan dan lebih manis. Oleh karena itu gula aren digunakan untuk membuat kue, kecap, dan olahan lainnya. Bahkan gula aren juga bermanfaat sebagai obat demam dan sakit perut.

3. Batang

Batang aren menghasilkan tepung (pati) yang diperoleh dari bagian dalam batang yang sudah tidak produktif menghasilkan nira. Empulur batang aren mengandung kadar tepung 48.9% (Ismanto et al 1995). Setiap batang aren mampu menghasilkan tepung sebesar 60-70 kg. Namun, pendapat lain mengatakan batang aren menghasilkan 100-150 kg tepung (Ismanto et al 1995). 

Tepung aren dikenal dengan istilah “hun kwe” dan tepung maizena yang digunakan untuk bahan membuat makanan antara lain cendol, mie, bihun sohun, dan lainnya.

Sumber: https://lindungihutan.com/blog/pohon-aren-manfaat-buah-dan-ciri-cirinya/