Cinta Ibu Sepanjang Masa



Pada tahun sebelumnya, Andi merayakan Hari Ibu dengan berbagai kegiatan bersama ibu. Berawal dengan memberikan bunga segar kepada ibu di pagi hari. Lalu membantu ibu membuat sarapan di dapur.

Menjelang sore, Andi mengajak ibu berjalan-jalan mengelilingi kota dengan sepeda motor, hadiah dari ibu. Menikmati indahnya matahari tenggelam menjelang magrib di pinggir pantai. Kemudian Andi memberikan hadiahnya kepada ibu.

Ibu pun menatap haru Andi, sembari menghapus air matanya dia memeluk anak tunggal kesayangannya. Lantas ibu segera membuka hadiah yang diberikan Andi, dan sekali lagi menatap Andi dengan mata berkaca-kaca.

Andi memberi ibu kalung emas berbentuk hati. Andi pun membantu ibu memakai kalung emas tersebut.

"Ibu terlihat cantik," ucap Andi.

"Ah kamu bisa saja nak, terima kasih hadiahnya nak. Ibu pasti akan menjaganya dengan baik," jawab ibu.

Kenangan itu pun selalu terputar di kepala Andi. Kini Andi merayakan Hari Ibu dengan cara berbeda dari tahun sebelumnya.

Saat ini Andi tengah duduk di ruang tamu sambil memandangi foto ibu yang telah tiada. Setiap Hari Ibu, Andi merasakan kekosongan yang mendalam, karena ia tak bisa lagi memberi ucapan selamat.

"Datanglah di mimpiku malam ini bu, aku ingin merayakan Hari Ibu bersama ibu," pinta Andi sambil menangis.

"Ibu, aku tahu kamu selalu ada di sini menemaniku, kamu tidak betul-betul meninggalkanku sendirian kan?. Ibu selalu ada di hatiku," ucapnya lirih.

Andi kembali memandangi foto ibu lebih lama, kenangan-kenangan itu kembali terputar. Namun, Andi merasakan kedamaian dan cinta yang tak akan pernah hilang dari kenangan itu. Hari Ibu kali ini mengajarkan Andi bahwa cinta ibu tidak terbatas oleh waktu dan ruang, dan ia akan terus hidup dalam hatinya.