Proses Terjadinya Pelangi
Pelangi
adalah fenomena alam yang menampilkan spektrum warna-warni di langit. Pelangi
biasanya terlihat setelah hujan atau saat ada kabut di udara. Pelangi terbentuk
karena adanya pembiasan, pemantulan, dan penguraian cahaya matahari oleh
tetesan air yang ada di udara.
Pembiasan
adalah perubahan arah cahaya saat melewati medium yang berbeda, misalnya dari
udara ke air. Pemantulan adalah pantulan cahaya saat mengenai permukaan benda,
misalnya permukaan air. Penguraian adalah pemisahan cahaya menjadi
warna-warnanya, misalnya warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan
ungu.
Proses
terjadinya pelangi dapat dijelaskan sebagai berikut:
·
Cahaya matahari
yang datang ke bumi berupa cahaya putih yang mengandung berbagai warna.
·
Cahaya matahari
tersebut kemudian memasuki tetesan air yang ada di udara dan mengalami
pembiasan pertama.
·
Cahaya yang
telah dibiasakan tersebut kemudian mengenai permukaan dalam tetesan air dan
mengalami pemantulan.
·
Cahaya yang
telah dipantulkan tersebut kemudian keluar dari tetesan air dan mengalami
pembiasan kedua.
·
Cahaya yang
telah dibiasakan kedua kali tersebut kemudian mengalami penguraian menjadi warna-warnanya.
·
Warna-warna
tersebut kemudian mencapai mata pengamat dan membentuk pelangi.
·
Pelangi memiliki
tujuh warna yang disebut dengan singkatan ROYGBIV, yaitu Red (merah), Orange
(jingga), Yellow (kuning), Green (hijau), Blue (biru), Indigo (nila), dan
Violet (ungu). Warna-warna ini disusun berdasarkan urutan panjang gelombangnya,
dimana warna merah memiliki panjang gelombang terpanjang dan warna ungu
memiliki panjang gelombang terpendek.
Pelangi
merupakan salah satu fenomena alam yang indah dan menarik untuk diamati.
Pelangi juga memiliki makna simbolis bagi banyak budaya dan agama, misalnya
sebagai tanda perjanjian, harapan, kesuksesan, atau keberuntungan.