Ayah Adalah Pahlawanku

Karya Naomi Ahalafani
Aku terlahir
dalam keluarga yang kurang mampu. Ayahku bekerja sebagai
seorang petani, peternak, dan juga
nelayan. Sedangkan, ibuku selain
mengurus rumah tangga, ia juga selalu membantu ayah di kebun. Namun, aku sangat
bersyukur karena walaupun dilahirkan dalan keluarga yang demikin, aku masih bisa belajar
manis pahitnya perjalanan hidup ini.
“Aku juga ingin
seperti anak–anak yang lain. Pengen hidup serba ada
dan apapun yang aku mau selalu terkabulkan“. Kadang, hal ini membuat aku berpikir
dan berkata dalam hati.
Namun saat aku
berpikir demikian dan melihat di sekelilingku, akupun
tersadarkan bahwa, walapun aku miskin dalam ekonomi dan
dilahirkan dalam keluarga yang kurang mampu, tetapi aku
tidak perna miskin akan kasih sayang dari ayah dan ibuku. Berbeda halnya
dengan anak–anak yang memiliki orangtua yang berada, mempunyai
ekonomi yang sangat baik dan memiliki segalanya. Mereka lebih kekurangan dalam
hal kasih sayang dari orangtua mereka. karena orangtua mereka masing–masing
mengurus dan mementingkan hal pribadi dibandingkan keluarga sendiri.
Walaupun dalam
hal ekonomi kami selalu berbeda dengan yang lainnya, namun ayah selalu
mengingatkan aku bahwa tetap bersyukur dengan apa yang kita punya sekarang ini,
karena segala
sesuatu yang kita punya semuanya berasal dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Aku
sangat–sangat bersyukur dan bangga pada ayahku karena ayahku tidak
memiliki pendidikan yang baik dan hanya memiliki pendidikan SD/SEDERAJAT. Berbeda dengan orang
lain. Ayahku telah mendidik
kami dengan caranya sendiri dan mengajarkan kepada kami tentang betapa
pentingnya pendidikan bagi kami dan betapa kerasnya perjuangan hidup dalam
mencari nafka, baik menjadi seorang petani, peternak maupun
nelayan.
Banyak orang
disekililing kami yang selalu merendakan ayah. Mereka berkata yang
tidak-tidak tentang ayahku. Hanya karna ayahku
tidak memiliki pendidikan seperti mereka dan cuman memiki pendidikan
SD/sederajat. Tetapi, ayahku tidak
membalas mereka, dan tetap menghargai mereka. Karena ayahku sadar
memang dalam status pengetahuan ayahku tidak memiliki pendidikdn seperti mereka
dan mempunyai pengetahuan yang kurang.
Walaupun di mata
orang-orang, ayahku bukan apa-apa. Namun, di mata kami anak-anaknya, ayah adalah
pahlawan kami, yang sampai kapanpun kami sebagai anak
tidak bisa membalas semua jerih payah ayah. Ayah yang selalu mengajarkan bahwa
perihnya mencari sesuap nasi. Ayah yang mengajarkan kami tentang betapa manis
pahitnya hidup ini dan selalu mencucurkan keringatnya di waktu panas dan
menahan dingginya air hujan yang mengguyur tubuhnya. Ayah rela menahan
haus dan lapar untuk terus bekerja hanya demi melihat anak-anaknya tetap
tersenyum bahagia dan tidak merasa kekurangan.
Ayahku adalah
seorang yang tidak perna putus harapan saat pekerjaan yang ia lakukan
gagal. Ayahku akan
tetap berusahan
untuk dapat membahagiakan kami anak-anaknya. Saat musim
panas, ayah dan ibu
pergi ke gunung untuk mencari hasil bumi
(kemiri-red). Kadangkala, hasil yang
dicari tidak memuaskan, tetapi ayahku tidak pernah putus harapan
untuk selalu berusaha. Jika kemiri harganya tidak baik, maka ayah mempunyai
beribu cara untuk dapat menghasilkan uang demi menyekolahkan anak-anaknya dan
untuk memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari, yaitu dengan mencetak batu
merah. Cara membuat batu merah juga sangat menguras tenaga, tetapi ayah
tidak perna menunjukan rasa lelahnya kepada kami sebagai anak-anaknya.
Sebagai seorang anak, aku
sangat berterimah kasih kepada Tuhan karna telah memberikan aku seorang
laki-laki yang kuat dan yang sangat luar biasa dalam hidupku. Walaupun di mata
orang-orang, ayahku adalah orang yang tidak memiliki apa-apa (pengetahuan),
tetapi tak disangka bahwa, walaupun ayahku seperti itu. Namun, pengorbanan yang
telah ia lakukan terhadap anak dan istrinya sangat luar biasa dan sangat besar
harganya sehingga tak bisa dibayar oleh kami sebagai anak-anaknya.
Saat ini, aku sudah
beranjak ke masa remaja. Kasih sayang dari
ayah masih tak bisa dibalas dengan apapun. kalaupun harus kubayar
dengan mas, berlian atau perak sekalipun tetap saja
belum bisa aku membayarnya.
Suatu hari, saat ayah
dan ibu mulai beristerahat untuk melepas kecapainnya aku mencoba
membangun percakapan dengan ayah dan ibuku.
“Ayah, apakah ayah
merasa lelah?”, tanyaku
“……….(Terdiam
sejenak), mengapa kau
bertanya seperti itu nak”, tanya ayah.
“Kalau kau
bertanya seperti itu, tentunya ayahmu
lelah karna terus bekerja sepanjang hari”, jelas ibuku.
Aku pun terdiam
dan memikirkan perkataaann dari ibuku.
“Lelah atau
tidaknya ayah. Sudah tugas ayah
untuk bekerja dan mencari nafka untuk
kebutuhan kita,buat makan dan untuk
menyekolahkan kalian serta membahagiankan kalian.
“Jika kamu ingin
membalas lelah ayahmu, maka teruslah semangat untuk
belajar dan menyelesaikan pendidikanmu agar kecapain
ayah dan ibu bisa terbalaskan dengan keberhasila dan kesuksesanmu kelak nak”, kata
ibunya.
“Aku janji akan mengangkat
derajat ayah dan ibu dengan keberhasilanku nanti”, Jawabku dalam hati.
“Harapan ayah
semoga kamu bisa menjadi orang yang sukses dan kelak dapat membantu ayah”, harap
ayahnya.
"Amin",
balasku kepada ayah dengan senyuman lembut.
Saat aku
sendiri duduk dan merenungkan kembali perkataan ayah dan ibu,sesunggunya aku
merasa sedih dan tidak mampu, karna aku tidak tau kelak apa yang terjadi di
masa depanku nanti dan selanjutnya akan seperti apa. Tapi aku juga tau bahwa
jika aku benar-benar ingin mencapai tujuanku yang memikili motivasi yang baik
maka semuanya akan berhasil karna aku mengandalkan tuhan dalam hidupku.
Sebagai
ungkapan syukur dari semua berkat yaang tuhan berikan padaku,aku tak perna lupa
selalu meminta kepada tuhan agar selalu memberikan kesehatan ,umur yang panjang
dan selalu membuka pintu berkat untuk kedua orangtuaku,menjaga dan melindungi
ayah dan ibu dimana pun dan kemana pun mereka pergi.
Kunci
kebahagian anak –anak adalah melihat orngtua mereka tetap sehat dan memancarkan
senyum bahagia saat bersama-sama dengan mereka.
Yang aku
takutkan dalam hidup ini adalah saat aku berhasil nanti orangtuaku sudak
tidak bersama-sama denganku,tapi disisi lain aku juga selalu berdoa agar saat
aku sukses nnti mereka masih dan tetap ada disisi ku nanti.
Aku perna mendengar sebuah kata yang biasanya
dilontarkan orang-orang yakni kehilangan seorang ayah, maka ia juga akan kehilangan “kehormatan”. Dan jika kehilangan ibu,
maka ia akan kehilangan “kasih sayang”.
Tetapi, aku sangat bersyukur karna masih dipercayakan oleh Tuhan dengan masih
mengijinkan orangtua yang lengkap ada ditengah-tengah kami semua.