Berlian Tiga Warna

Karya: Fanisa Miftah Riani
Anika menemukan tiga kotak berwarna
ungu, biru, dan kuning di kamar ibunya. Kata ibunya jika ada tiga sahabat yang
menyukai warna seperti pada kotak itu akan mendapatkan petualangan indah dan
sekaligus mendapatkan berlian itu. Tapi waktu yang diberikan untuk berpetualang
hanya satu jam. Anika menyukai warna ungu. Tamika, teman dekat Anika, menyukai
warna biru. Dan Chika menyukai warna kuning.
“Saya ingin mencoba petualangan
indah itu Bu. Saya punya sahabat yang menyukai warna itu,” Anika meyakinkan
ibunya.
Dengan kesepakatan ketiga sahabat
itu berkumpul di rumah Anika. Minggu pukul 6 mereka semua masuk ke kamar Anika
yang serba Biru. Di kamar Anika serasa ada di langit.
“Ayo kita buka kotak masing-masing
sesuai dengan warna kesukaan. Sekarang kita buka satu… dua… tiga!!!”
“WAWWWWW,” lima detik kemudian
mereka terlempar di gerbang sebuah kerajaan. Mereka terkejut karena di
hadapannya berdiri seorang ratu yang seluruh tubuhnya dihiasi berlian.
“Selamat datang di negeri kami,
peramal kerajaan mengatakan bahwa akan datang tiga anak yang akan menyelamatkan
putri kami. Saya mempunyai anak yang bernama Candy. Ia tertidur sejak dua tahun
yang lalu dikarenakan ia memakai tiga kalung berlian sekaligus,” Setetes air
mata pun jatuh dari wajah Sang Ratu. “Tolong selamatkan puteriku,”
“Ta…ta…tapi…” Cika dan Tamika
memprotes bersamaan karena mereka berdua membayangkan akan bersenang-senang
dalam petualangannya.
“Cika, Tamika ayo kita tolong
Puteri, mereka sedang menghadapi masalah,” Anika mantap menjawab sambil menarik
dengan paksa kedua tangan sahabatnya yang masih ragu.
“Itu puteri Candy,” Anika berlari
menuju puteri tempat tidur Candy. Dengan ragu Tamika dan Cika ikut mendekat.
“Ayo kita ambil sesuai warna!” Anika
menjelaskan. “Baik!” Jawab Tamika dan Cika serempak. Setelah itu…
“Hoooaaii…” Putri Candy menguap.
Pelan-pelan matanya terbuka. “Oh! Terima kasih! Terima kasih! Sebagai hadiahnya
ambil ini!” Ratu memeluk ketiga gadis itu lalu memberikan tas yang lumayan
besar.
“Terimalah ini sebagai ungkapan
terima kasih kami,” Ratu berucap penuh haru. Dengan cepat Tamika dan Chika
menyahut tas yang diberikan Ratu. Tapi mereka berdua tidak kuat mengangkat tas
besar itu.
“Waktu kita tinggal 15 menit lagi
kita harus segera pergi,” Anika berteriak.
“Tapi tas berisi berlian ini tidak
bisa kita bawa,” kata Tamika dan Chika hampir bersamaan.
“Tinggalkan saja tas itu yang
penting kita harus keluar dari kerajaan ini,” tegas Ani a.
Anika menarik kedua tangan
sahabatnya untuk menyatukan ketiga kotak berlian tiga warna.
Dan buuumm…! Mereka terlempar
kembali ke atas tempat tidur Anika.
“Gagal total petualangan kita karena kita
meninggalkan satu tas besar isi berlian itu,” Tamika berteriak ke arah Anika.
“Kamu menyia-nyiakan rejeki yang ada
di depan kita,” Chika menimpali dengan keras.
Anika dengan tenang memegang kedua
tangan sahabatnya.
“Kita tidak gagal dan kita tidak
sia-sia. Kita telah berhasil menolong orang dan menyelamatkan diri kita
sendiri. Untuk apa setumpuk berlian tapi riwayat kita tamat?” Anika menggenggam
erat tangan sahabatnya. Tamika dan Chika menyambut erat genggaman tangan Anika.
Ketiga sahabat itu saling merangkul.