Batu Menangis

Ada seorang anak perempuan yang
sangat manja. Ia suka membeli barang-barang mewah padahal ibunya hanyalah
seorang penjual kayu bakar. Meski begitu, jika ia tidak dituruti kemauannya, ia
akan marah. Ia akan mulai merajuk dan menangis hingga ibunya menuruti segala
permintaannya.
Ia selalu meminta dibelikan ini itu
tanpa memikirkan apakah ibunya memiliki uang atau tidak. Ibunya selalu berusaha
sabar, meskipun untuk mengumpulkan uang saja, ia harus berjalan sangat jauh
dari hutan ke kota untuk menjual kayu bakarnya.
Suatu ketika, anak perempuan
tersebut meminta ibunya menemani membeli baju baru di kota. Ia membeli baju
sangat banyak dan meminta ibunya untuk membawakan semua barang belanjaannya. Ia
memperlakukan ibunya seperti layaknya seorang pembantu.
Saat sedang perjalanan pulang, ada
seseorang yang memanggil gadis itu. “Hai, gadis cantik, sungguh cantik parasmu.
Sedang bersama ibumu kah dirimu?” tanya pemuda tersebut.
Gadis tersebut merasa malu untuk
mengakui ibunya yang berpakaian lusuh. Gadis itu berkata, “Bukan, dia adalah
pembantuku”.
Mendengar pernyataan tersebut,
ibunya sangat kecewa dan sedih. Tanpa terasa sang ibu berdoa kepada Tuhan, “Ya
Tuhan, aku sangat kecewa. Aku marah mempunyai anak yang hatinya keras bagaikan
batu. Lebih baik jadikan dia batu saja”.
Ibunya berkata demikian sembari
meninggalkan anaknya sendirian. Ibu itu berlari pulang dengan hati yang sangat
kecewa.
Tiba-tiba langit menggelegar dan
gadis itu berubah menjadi batu. Batu tersebut menangis dan mengeluarkan air
mata, “Huhuhuh, Ibu maafkan aku”, begitu tangisnya. Tangisnya membesar dan
membuatnya menjadi danau dengan patung anak perempuan di sampingnya. Ia dikutuk
menjadi batu menangis selamanya.