Bawang Merah dan Bawang Putih


Di sebuah desa kecil yang dipenuhi oleh hamparan sawah dan pepohonan rindang, hiduplah seorang ibu yang memiliki dua orang anak perempuan. Anak-anak perempuan itu bernama Bawang Merah dan Bawang Putih. Mereka berdua sangat berbeda sifatnya. Bawang Merah adalah anak yang sombong dan egois, sedangkan Bawang Putih adalah anak yang lembut dan penuh kasih sayang.

Suatu hari, sang ibu harus pergi ke kota untuk bekerja. Sebelum pergi, ia memberikan tugas kepada kedua anaknya. Diambilnya sejumput beras yang harus Bawang Merah dan Bawang Putih sortir dan bersihkan selama ia pergi. Ibu berpesan agar mereka bekerja sama dan tidak bertengkar.

Setelah ibu pergi, Bawang Merah segera mengambil kendali. Ia merasa lebih pintar dan lebih baik daripada Bawang Putih. Sementara Bawang Putih, dengan rela hati membantu dan bekerja sama dengan saudaranya. Namun, Bawang Merah terus merendahkan Bawang Putih dan membuatnya melakukan sebagian besar pekerjaannya.

Sementara mereka bekerja, muncul seorang tukang kayu tua yang lewat. Ia menyaksikan bagaimana Bawang Merah bersikap sombong dan menindas Bawang Putih. Sang tukang kayu tua kemudian memberikan dua batang kayu kepada Bawang Merah dan Bawang Putih. Ia berkata bahwa kedua batang kayu itu akan menjadi tongkat ajaib yang akan mengajarkan mereka sebuah pelajaran.

Bawang Merah dan Bawang Putih menerima kayu-kayu tersebut tanpa banyak pikir. Namun, sesaat setelah tukang kayu pergi, terjadi sesuatu yang ajaib. Kayu yang dipegang oleh Bawang Putih berubah menjadi batang kayu emas yang bersinar, sementara kayu yang dipegang oleh Bawang Merah berubah menjadi batang kayu kering dan rapuh.

Bawang Merah terkejut dan segera merasa menyesal atas sikap buruknya terhadap Bawang Putih. Batang kayu emas milik Bawang Putih memberinya kekuatan untuk membantu orang lain dan berbagi kasih sayang. Sementara itu, Bawang Merah yang memiliki kayu kering menyadari bahwa keangkuhan dan keegoisannya membuatnya sendiri menjadi lemah dan tidak bahagia.

Mereka berdua belajar dari pengalaman itu dan mulai bekerja sama menyelesaikan tugasnya. Ketika ibu kembali, ia bahagia melihat kedua anaknya akhirnya bisa bekerja sama dan hidup harmonis. Bawang Merah dan Bawang Putih tidak lagi terlibat dalam perselisihan, dan kehidupan mereka diisi dengan kebaikan dan kasih sayang.