Ramalan Bintang

Hazel sedang memainkan piano miliknya
sambil sesekali meneguk jus blueberry dan memakan fettucini carbonara yang ia
beli tadi pagi. Sekarang sudah menjelang sore, Hazel belum beranjak dari piano.
Padahal, mamanya sudah memanggilnya dari tadi tapi Hazel diam tak menghiraukan.
Kali ini, ke 1000 kalinya mama
meneriaki Hazel.
“Hazel, ayo ikut mama ke tempat
MbokoZevo. Mau melihat bola kristalnya yang baru”
“Ya sudah, Hazel ikut”
Hazel dan mamanya sudah sampai di
rumah MbokoZevo.
“Tumbenan kau dan kau ke sini?”
secara antusias MbokoZevo menyambut dengan ramah.
“Kami ingin melihat ramalan bintang
dari bola kristal berwarna biru laut untuk memastikan besok bukan hari sial
bagi putriku karena besok ia akan mengadakan acara sesembahan dan tolong
carikan tanggal ulang tahunnya. Tanggal 12 Enorologi”
“Baik ku ambilkan sebuah bola kristal
itu agar besok kau dan anakmu tidak terkena sial oleh Frozcie”
“Ikuti ucapanku Hazel.
BombazoBazaokaPetorinjusBlak!”
Hazel mengikuti petunjuk MbokoZevo.
“Baik sudah. Bayaranya hanya 90
porip.”
“Baik mboko, ini uangnya” mama
menyerahkan uang itu kepada MbokoZevo.
Esoknya,
Hazel dipakaikan kostum yang telah
dibelikan mamanya di pasar.
“Ayolah nak, percaya. MbokoZevo pasti
benar”
Hazel mengangguk mengerti. Sebenarnya
ia berpikir, manusia biasa mana mungkin bisa mengubah nasib seseorang dan yang
bisa hanyalah tuhan.
Hazel telah sampai di acara
sesembahan kepada Nattel. Nattel tersenyum senang melihat Hazel datang di
tempatnya. Namun ketika Hazel diajak Zesco pergi menaiki kapal menuju pulau
Batho, kapal mereka terkena arus badai. MbokoZevo tersenyum puas melihat kesenangan
abadinya karena ia bisa berkuasa dengan Ramalan Bintang.