Sesama Saudara Harus Berbagi

Suatu pagi indah dengan matahari
yang cerah, Pak Tua Rusa mengunjungi kediaman keluarga Pip si Tupai di sebuah
desa.
“Pagi, Ibu Tupai,” salam Pak Tua
Rusa kepada Ibu Pip. “Kemarin, keponakanku mengunjungiku. Dia membawakan
oleh-oleh yang cukup banyak. Aku ingin membaginya untuk para sahabatku. Ini
kacang kenari spesial untuk keluargamu.”
“Terima kasih, Pak Tua Rusa,” ucap
Ibu Pip.
Sepeninggal Pak Tua Rusa, Ibu Pip
masuk ke dalam rumah dan memanggil anak-anaknya. “Anak-anak, lihat kita punya
apa? Kalian harus membaginya sama rata, ya.”
“Asyiiik,” girang Pip dan
adik-adiknya.
“Ibu taruh sini, ya.”
Setelah itu, Ibu Tupai mengurus
rumah kediamannya. Sementara itu, adik-adik Pip ingin mencicipi kacang itu.
“Ini aku bagi,” kata Pip.
Dari sepuluh butir kacang, dia
memberi adiknya masing-masing dua butir.
“Ini sisanya untukku, aku ‘kan
paling besar.”
“Tapiii … Ibu ‘kan pesan untuk
membagi rata,” kata Titu, salah satu adik kembar Pip (diiringi tangisan Puti)
kembar satunya.
Mendengar tangisan Puti, Ibu Pip
keluar dan bertanya. Sambil terisak, Puti menceritakan keserakahan kakaknya.
“Tak boleh begitu, Pip. Ibu tadi sudah bilang apa,” tegur ibu Pip.
“Kamu tidak boleh serakah.”
“Tapi Buuu, aku ‘kan lebih besar.
Perutku juga lebih besar,” sanggah Pip.
Ibu Pip berpikir sejenak, “Baiklah,
Pip. Kamu memang lebih besar. Kebutuhan makanmu juga lebih banyak. Tapi, kalau
cuma menurutkan keinginan dan perut, kita akan selalu merasa tidak cukup.”
“Kalau begitu, Ibu saja yang
membagi, ya? Memang tidak akan memuaskan semuanya. Ini, Ibu beri empat untukmu,
Pip, karena kau lebih besar dan si Kembar kalian masing-masing mendapat tiga.”
“Kalian harus mau berbagi ya,
anak-anak walaupun menurut kalian kurang, ini adalah rezeki yang harus
disyukuri,” lanjut Ibu Pip.
“Berarti enak dong, Bu, jadi anak
yang lebih besar. Selalu mendapat lebih banyak,” iri Puti.
“Ya, tapi perbedaannya ‘tak terlalu
banyak, kan? Lagipula kakakmu memiliki tugas yang lebih banyak darimu. Dia
harus mengurus rumah dan mencari makan. Apa kau mau bertukar tugas dengan Kak
Pip?” tanya Ibunya.
Puti dan Titu membayangkan
tugas-tugas Pip. Lalu mereka kompak menggeleng.
“Nah, begitu. Sesama saudara harus
akur ya, harus berbagi. Jangan bertengkar hanya karena masalah sepele,” kata
Ibu Pip. “Iya, Bu,” angguk Pip.
“Yuk, kita makan kacangnya bersama,”
ajak Pip pada kedua adiknya. Ibu Pip tersenyum melihat anak-anaknya kembali
rukun.
Pesan Moral: Jangan serakah dan harus mengingat
orang lain. Selain itu, dengan saudara juga harus akur dan saling berbagi.