Duduk di Bangku SMA

1
Dini hari
suasana rindang di sore hari pada tanggal 26 Juni 2023, aku membuat tugas
liburan yaitu membuat cerpen meski kemarin aku berpikir apa boleh aku kumpulkan
tugas cerpen yang pernah kubuat sebelumnya, akhir pun di esok hariku mempunyai
sebuah ide atau tema seperti judul di atas. "Rasa Di Bangku SMA,"
kubuat judul ini untuk mengenang sebuah kisah keseharianku berada di bangku
SMA, masa waktu berjalan hingga aku menjadi seorang senior saat masuk sekolah
lagi.
Aku yang sedang
berlibur hingga mendekati hari dimana aku memiliki adik kelas sebagai pelajar
baru. Hal itu membuat diriku merasakan aku yang dulu pernah berpikir
'bisakah aku masuk ke sekolah favorit ini (SMAN 5 SBY) terus terang itu juga
impian ayah dan ibu saya?'
Sebuah usahaku
dan usaha kedua orang tuaku, takdir pun berjalan sesuai keinginanku untuk
bersekolah di SMAN 5 SBY. Hari pertama masuk penerimaan siswa baru dengan
mengenakan pakaian kemeja rapi dengan mencari namaku untuk mencari keberadaan
kelasku, hingga sampai di kelas kulihat banyak sekali teman, hingga aku
memiliki teman sebangku dengan menyapa bercakap-cakap dengan santai hingga
semakin banyak aku berkenalan dengan temanku di kelas itu.
Waktu berjalan
hingga hari di mana ada kegiatan semacam tes ujian sepertinya untuk menentukan
kelas mana yang akan di tetapkan di kelas 10, kelas 10 dibagi sampai 10-10 aku
pun masuk ke dalam kelas 10-1 bersama temanku.
Hari masuk
sekolah mengenakan seragam SMAN 5 SBY, aku berada di kelas 10-1 duduk di bangku
kelas baru dan teman baru di hari pertama dengan rasa canggung sedikit. Aku
berbicara dengan teman, hingga suatu saat aku mengajak temanku bermain game
online, itu membuat teman aku lainnya tertarik akan bermain bersama hingga aku
pun memiliki beberapa teman. Waktu terus berjalan, temanku semakin banyak
karena aku suka sekali bersosial berteman dengan banyak orang, bersekolah
hingga aku mengenal berbagai tempat di sana semakin hari ke hari aku sudah
mengenal berbagai tempat di sekolah dan mengenal berbagai guru pengajar.
Waktu terus
berjalan hingga bersekolah membuatku merasakan bosan dan membuatku merasa bahwa
'sekolah di sini sangat sulit.' Aku merasa pencapaianku masih rendah
karena ternyata banyak sekali temanku yang pintar di kelas. Aku merasa paling
seru dan tidak membosankan mengikuti organisasi dan ekskul-ekskul yang ada,
tetapi aku merasa sekolah ini banyak sekali teman yang aku merasa ia istimewa.
Aku berpikir, 'mengapa meski aku suka bersosial aktif dalam berorganisasi dan
berbagai ekskul, aku kurang dalam belajar dan nilaiku rendah?"
Hingga pada
masa sulit ini terus menghantui pikiranku. Suatu hari, aku pun pernah menyontek
dalam mengerjakan ujian, kesalahanku ini pun terus kulakukan berbagai macam
pekerjaan seperti penugasan, ujian harian, ujian semester. Aku berpikir cara
ini bisa terus kulakukan hingga nilaiku tetap naik, tetapi suatu hari aku
terlihat oleh guru pengajar bahwa aku ketahuan membawa kertas kecil untuk
menyontek. Aku berharap itu tidak mengurangi nilaiku hanya kena poin, tetapi
tanpa kuketahui ternyata orang tuaku tahu pada saat ibuku mengambil rapor kelas
10. Malam harinya, kedua orang tuaku menegurku.
"Kenapa
kamu menyontek, Nak?" Aku pun terkaget setelah kedua orang tuaku
memberikan nasehat kepadaku, aku menyesal akan perbuatanku aku pun meminta maaf
kepada kedua orang tuaku akan kesalahanku selama ini.
Pada hari
liburan telah tiba, masalahku pun selesai. Diriku dulu yang penuh
kesalahan, aku ingin mengubahnya. Aku berpikir 'Melakukan kesalahan itu bisa
menjadi pelajaran untukku,' Mengapa dalam kesulitan, kita tidak berusaha dulu.
Kini aku belajar bagaimana menjadi orang yang bertanggung jawab dan selalu
berusaha. Tuhan pun akan melihat usahaku untuk menyelesaikan masalahku.