Kemauan dan Usaha Si Miskin untuk Sekolah

1
Di sebuah desa
di pinggiran kota Medan, terdapat dua orang perempuan kakak beradik yang hidup
tanpa kedua orang tua. Ilona dan Azura adalah anak yatim piatu sejak mereka
berada di bangku sekolah dasar. Saat itu, Ilona berusia 8 tahun dan Azura
7 tahun, di usia tersebut mereka merasakan pahitnya kehilangan orang tua.
Setelah kedua
orang tuanya meninggal, Ilona dan Azura tinggal dengan paman dan neneknya.
Mereka hidup dengan pas-pasan, tetapi Ilona dan Azura memiliki tekad untuk
terus bersekolah. Ilona dan Azura adalah siswa yang pintar di sekolahnya.
Mereka selalu mendapat juara kelas dan diikutsertakan dalam lomba-lomba cerdas
cermat. Dari situlah mereka mendapat beasiswa untuk terus dapat bersekolah.
Ilona dan Azura bercita-cita ingin meneruskan pendidikan hingga ke jenjang
perguruan tinggi. Tetapi karena keterbatasan biaya, mereka hanya dapat berusaha
dengan belajar segiat mungkin agar mendapat beasiswa untuk terus
bersekolah.
Sepulang
sekolah, Ilona dan Azura akan menjajakan gorengan dengan berkeliling
kampung. Gorengan tersebut mereka ambil dari tetangga sekitar rumah. Setiap
gorengan yang laku, mereka mendapat upah Rp200. Mereka selalu menjajakan
gorengan dengan semangat dan berharap gorengan akan habis sebelum waktu sore.
"Gorengan...
gorengannya pak buk," ucap Ilona dan Azura dengan suara sedikit keras.
"Gorengan...
tahu, tempe, bakwan...." sambil berjalan Ilona dan Azura terus berseru
menjajakan dagangannya.
"Dek, sini
ibuk mau beli," panggil seorang ibuk dari depan rumahnya. Ilona dan Azura
pun mendekati rumah ibuk tersebut.
"Berapa
satunya, dek?" tanya ibuk tersebut sambil melihat gorengan yang di bawa
Ilona..
"Satunya
Rp 1.000-an buk," jawab Ilona.
"Ibuk beli
10 ya, bakwan 4, tahu 3, tempe 3," ucap si ibuk. Ilona pun membungkus
gorengan dengan hati senang.
"Ini buk
gorengannya," ucap Ilona sambil menyerahkan gorengan yg sudah di bungkus
tadi. Kemudian ibuk tersebut memberikan uang Rp 10.000 kepada Ilona.
"Terima
kasih ibuk," ucap Ilona dengan tersenyum. Ilona dan Azura pun kembali
berkeliling menjajakan dagangannya.
Hari sudah
mulai sore, dagangan mereka masih ada beberapa lagi. Mereka pun memutuskan
untuk pulang saja. Mereka harus mengantar uang hasil jualan dan sisa gorengan
ke pada tetangganya. Upah yang di dapat hari ini adalah Rp 10.000.
Setelah itu
mereka bergegas pulang untuk membantu nenek di rumah. Upah dari berjualan
gorengan mereka tabung untuk membeli peralatan sekolah. Karena paman dan nenek
hanya buru lepas, dengan upah yang hanya cukup untuk makan sehari-hari. Itu lah
keseharian yang Ilona dan Azura lakukan, saat ini Ilona dan Azura sudah duduk
di bangku sekolah menengah pertama. Karena kepintarannya, mereka mendapat
beasiswa untuk melanjutkan sekolah. Keterbatasan ekonomi tidak membuat mereka
patah semangat.
Paman dan
neneknya selalu mendukung Ilona dan Azura untuk terus bersekolah. Mereka
berharap kelak Ilona dan Azura meniadi orang yang sukses. Sehingga tidak lagi
merasakan sulitnya bertahan hidup dengan segala keterbatasan yang seperti
dialami paman dan neneknya. Semangat dan keinginan Azura dan Ilona untuk terus
bersekolah di tengah keterbatasan menjadikan mereka orang-orang yang rendah
hati dan tidak sombong meski memiliki kepintaran. Azura dan Ilona berharap
kedua orang tua mereka merasa bangga atas diri mereka.
Setelah
menempuh pendidikan beberapa tahun, Ilona lulus kuliah dengan gelar summa
cumlaude dengan nilai yang memuaskan. Azura juga sedang menempuh pendidikan
dan sudah semester 6. Azura kuliah sambil bekerja untuk menambah uang sakunya.
Ilona mendapat tawaran mengajar les privat di salah satu tetangganya. Ilona pun
menerima tawaran tersebut. Ilona mengajar les privat tiga kali pertemuan dalam
seminggu dengan waktu 2 jam setiap pertemuan. Ilona mengajarkan semua mata
pelajaran mulai dari Matematika hingga IPA.
Sebenarnya, Ilona
adalah guru Bahasa Inggris. Tetapi karena ini pelajaran tingkat sekolah dasar,
sehingga Ilona tidak merasa kesulitan. Untuk mengisi waktu di
kampung, Ilona membuka praktek mengajar les. Saat ini murid les di tempat
Ilona berjumlah 10 orang, terdiri dari 3 siswa SD, 4 siswa SMP dan 3 siswa SMA.
Untuk siswa SD, Ilona mengajar semua mata pelajaran. Untuk siswa
SMP, Ilona hanya mengajar 4 mata pelajaran, yaitu matematika, Bahasa
Inggris, Bahasa Indonesia dan IPS. Sedangkan untuk siswa SMA, Ilona hanya
mengajarkan matematika, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.
Ilona tidak
menentukan besaran uang lesnya. Ia menerima pembayaran semampu murid yang
diajarnya. Karena llona sudah rasakan betapa sulitnya menuntut ilmu, jadi Ilona
tak ingin memberatkan murid-murid lesnya. Melihat keinginan belajar
murid-muridnya, Ilona sudah cukup senang. Ilona membuka praktek mengajar
di ruang tamu rumah neneknya. Ilona mengajar les dengan tiga kali pertemuan
dengan waktu 2 jam dia setiap pertemuan. Meskipun begitu, Ilona tidak melarang
siapa saja yang datang kepadanya untuk bertanya mengenai tugas sekolah yang
kurang di mengerti. Ilona akan membantu orang-orang yang memerlukan
bantuannya semampunya.
Azura dan Ilona
sekarang sudah tidak tinggal dengan paman dan neneknya lagi. Karena jarak
kampus dan rumah neneknya cukup jauh, Ilona dan Azura memutuskan untuk menyewa
satu kamar kost di dekat kampus. Untuk memenuhi kebutuhan makan dan lain lain,
Ilona sewaktu kuliah bekerja part time. Saat masih kuliah dulu, Ilona
bekerja part time di salah satu toko kosmetik di dekat kampusnya. Ilona
bekerja dari sepulang kuliah hingga malam pukul 20:30 WIB dengan upah Rp
270.000,00 per minggunya.
Tetapi karena
Ilona sudah lulus, Ilona pun kembali ke kampung untuk kembali menemui paman dan
neneknya. Ilona sudah sangat rindu dengan paman dan neneknya. Kini paman Ilona
sudah menikah dan memiliki dua anak perempuan yang hanya terpaut satu tahun.
Sama seperti Ilona dan Azura. Tetapi anak Pamannya masih balita. Sungguh lucu
dan menggemaskan sepupunya itu.
Tapi karena
Ilona kembali ke rumah paman dan neneknya, maka Azura tinggal sendirian di
kota. Azura juga merindukan neneknya tetapi uangnya yang hanya tersisa sedikit
lagi. Hanya cukup untuk kebutuhan makan beberapa hari ke depan. Azura juga
tidak bisa mengambil cuti di tempat kerjanya juga gajinya belom turun karena
ini masih akhir bulan.
Azura terpaksa
harus tetap tinggal di kota. Azura ingin sesegera mungkin menyelesaikan
pendidikan sarjananya agar dapat bekerja yang lebih bagus lagi. Azura ingin
mengajak neneknya jalan-jalan. Neneknya pasti akan sangat senang jika di ajak
jalan oleh cucu-cucunya. Azura dan Ilona membuktikan bahwa Allah pasti
selalu memberikan apa yang kita butuhkan. Meski tanpa orang tua, llona dan
Azura dapat menyelesaikan pendidikan sarjananya. Berkat doa, usaha, dan
ketekunan, mereka dapat meraih apa yang mereka cita-citakan.