Tas Baru Zia

1
"Aku
pengen punya tas baru, mak..," pinta Zia kepada mamaknya.
Mamak tetap
melanjutkan mencuci baju punya tetangga kaya sebelah rumah,
"Tasku
sudah jelek, mak..," lanjut Zia.
"Iya, Zia.
Nanti kalau mamak sudah punya uang baru beli ya, nak..," sahut mamaknya.
Mamak memang single
parent. Bapak sudah lama meninggal. Sementara adik-adik Zia ada dua, Raya
dan Tia.
Zia sekarang
kelas 5, Raya kelas 3. Sementara Tia masih TK. Sore itu Zia sedang momong dua
adiknya. Ya, belajar sambil bermain. Bermain tanah di depan rumah uniknya.
Kenapa Zia menyebut unik? Ya, karena rumahnya hanya beru pa papan sederhana
yang disusun bapak waktu itu dengan rapinya. Rumah yang tak seberapa itu
menjadi istana bagi mereka. Meski di dekat rumah benar-benar ada rumah seperti
istana beneran. Besar dan bagus. Pemiliknya bernama pak Bas.
Sebenarnya pak
Bas dan keluarganya sangat baik hati kepada mamak, Zia dan adik-adiknya. Zia
dan adik-adiknya diijinkan bermain di depan rumah bersama Shasha, putri
satu-satunya pak Bas. Sasha-pun sangat baik. Kadang mengijinkan Zia meminjam
mainannya. Dan kadang diberi makan dan kue yang enak sekali. Tapi sore itu
Shasha tidak tampak. Kata mamak, keluarga pak Bas sedang piknik. Wah, pasti
senang sekali Shasha diajak piknik bapak dan ibunya. Zia hanya menelan ludahnya
sendiri. Membayangkan jika dirinya bisa piknik kemana saja seperti Shasha yang
baik hati itu. Tapi Zia tidak mau membebani mamaknya sama sekali. Akhirnya Zia
bermain bersama adik-adiknya di depan rumah. Membuat rumah-rumahan di
tanah.
"Mamak ke
rumah pak Bas dulu ya, nak," kata mamak kepada Zia.
"Jaga
adik-adikmu," kata mamak lagi.
Ya, meski rumah
pak Bas dekat, tetapi jika mamak pergi ke rumah pak Bas bisa sampai sore. Mamak
juga membantu bersih-bersih rumah pak Bas, itu dilakukan agar mendapat rezeki
dari pak Bas dan keluarganya.
"Ya, mak..
Aku akan menjaga adik-adik," kata Zia.
Setelah itu,
mamak pergi berjalan ke rumah pak Bas. Sambil membawa baju-baju keluarga pak
Bas yang sudah dicuci. Nanti di rumah pak Bas tinggal disetrika. Sore harinya
mamak pulang. Zia melihat mamak membawa dua kantong kresek yang besar.
Sepertinya lumayan berat. Zia berlari membantu mamaknya. Kresek itu ditali
dengan kuatnya sehingga Zia tidak tahu isinya apa.
"Zia,
alhamdulillah mamak diberikan ini untuk kita. Mereka memang baik kepada kita,
nak," kata mamak.
Mamak membuka
salah satu plastik. Isinya beras, gula, minyak goreng, telur mentah dan roti.
"Ini
rotinya.. kamu bagi dengan adik-adik ya, nak," kata mamak lagi, Zia
mengangguk.
"Ya,
mak."
Zia dan
adik-adiknya menikmati roti itu. Enak sekali. Belum pernah merasakan roti
seenak itu.
"Zia.. ke
sini sebentar, nak," panggil mamak.
Zia menghampiri
mamaknya. Dilihatnya mamak membuka. satu tas kresek yang belum dibuka.
"Nak,
lihat ini," kata mamak.
Zia melihat
kresek itu. Seketika Zia tersenyum bahagia. Dilihatnya sebuah tas yang terlihat
baru. Berwarna pink. Terlihat bagus dan cantik.
"Tas ini
dibelikan pak Bas untuk nak Shasha. Tetapi ternyata nak Shasha tidak mau
memakainya. Pak Bas memberikan ini kepa- da mamak. Katanya untuk kamu,
Zia," cerita mamak tentang tas itu.
"Alhamdulillah,
mak. Semoga Allah memberikan banyak rezeki untuk pak Bas, ibu dan Shasha ya,
mak," kata Zia.
"Ya,
Allah, Berilah rezeki pengganti yang paling baik untuk pak Bas, bu Bas dan
Shasha. Aamiin," ujarnya lagi.