Manajemen Pengelolaan Sampah

Sampah, yang dipandang sebagai barang yang tidak
berguna, bisa dijadikan sumber pendapatan apabila dikelola dengan baik. Sampah
merupakan sumber daya yang dapat diolah menjadi barang bernilai ekonomi.
Apa yang telah dilakukan warga
Pasar Ciputat, Tangerang, bisa dijadikan contoh. Warga setempat berhasil
mengolah sampah dengan peralatan yang disediakan pihak swasta melalui
perjanjian dengan pemerintah daerah.
Contoh lain yaitu kegiatan yang
dilakukan warga Kaliabang, Kota Bekasi. Warga serta pengurus RW setempat
melakukan pengolahan sampah lingkungan. Sampah dapur atau sampah rumah tangga
diubah menjadi kompos dan pupuk cair. Sampah yang diolah adalah sampah basah
langsung oleh warga. Langkah yang dilakukan dengan sosialisasi kepada warga
agar memisahkan sampah basah dan kering. Hasil kompos yang diperoleh bisa
mencukupi kebutuhan warga dan lingkungan sekitarnya.
Di samping itu, hasil kompos
dijual ke instansi pemerintah dan swasta di lingkungan setempat. Produksi
kompos dari sampah lingkungan bisa memberi kegiatan bagi warga dan pemasukan
yang positif. Termasuk juga produksi pupuk cair bisa dirasakan untuk menyuburkan
tanah warga.
Berdasarkan contoh-contoh
tersebut, pengolahan sampah memang tidak lepas dari keterlibatan warga
masyarakat. Masyarakat harus diajari memilah sampah organik dan anorganik.
Peranan pemerintah diperlukan di dalam masalah sosialisasi dan pembudayaannya.
Bagaimana pun masih banyak warga yang belum tahu cara mengumpulkan dan mengolah
sampah yang mereka hasilkan.
Dalam mengolah sampah diperlukan
suatu teknologi. Biaya penyediaan teknologi pengolahan sampah tersebut tidak
sebanding dengan keharusan pemerintah untuk menyiapkan dana ratusan miliar tiap
tahunnya untuk perbaikan jalan gara-gara sampah.
Apabila pemerintah berhasil
menggandeng pihak swasta di dalam penyediaan teknologi pengolahan sampah, biaya
dapat lebih ditekan. Peran swasta juga dapat dilibatkan di dalam penyaluran dan
pembelian produk-produknya. Usaha tersebut tentunya akan lebih ringan lagi.
(FN)