Bahaya Konsumsi Telur Penyu Saat Hamil
Ditinjau
dari segi kesehatan, lingkungan, ekosistem, dan hukum, mengonsumsi telur penyu
itu amat dilarang, baik itu bagi anak-anak, orang dewasa, laki-laki, maupun
perempuan yang hamil dan menyusui atau yang tidak.
Dari segi kesehatan, informasi
yang ada mengenai telur penyu bahwa telur tersebut memiliki nutrisi yang
tinggi, meningkatkan vitalitas dan berbagai manfaat lainnya, semua itu tidak
benar dan sudah dibuktikan melalui penelitian. Dari segi kolesterol, kandungan
kolesterol yang ada pada sebutir telur penyu memiliki kandungan yang sama atau
bahkan lebih banyak dari 20 telur ayam. Padahal kita ketahui sendiri bahwa
kandungan kolesterol tinggi bisa menjadi penyebab dari berbagai penyakit
seperti penyakit jantung dan stroke. Tingginya kadar kolesterol ini pada
laki-laki justru bisa membuat mereka mengalami impotensi atau gangguan ereksi.
Kandungan nutrisi lainnya seperti protein pun tidak lebih banyak dari sebutir
telur ayam biasa.
Pada ibu hamil, telur penyu
menyimpan potensi masalah kesehatan yang berbeda lagi. Dalam beberapa dekade
terakhir, laut sudah menjadi sangat tercemar, baik itu oleh limbah cairan
ataupun limbah plastik. Ini menyebabkan telur penyu memiliki kandungan merkuri
yang tinggi. Ini menjadikan telur penyu sangat berbahaya dikonsumsi ibu hamil
di trimester berapapun, karena merkuri adalah musuh utama perkembangan sistem
saraf dan otak bayi. Meskipun anak pada akhirnya akan lahir sehat, kemampuannya
berjalan, berbicara, mengingat dan memperhatikan bisa jadi sangat terganggu.
Dari segi ekosistem dan
lingkungan, penyu merupakan hewan yang kemampuan berkembang biaknya cukup
lambang. Ia baru bertelur ketika sudah mencapai usia 30 tahun dan baru akan
bertelur lagi tiap 2-8 tahun sekali tergantung dari jenis penyunya. Sekali
bertelur, ia hanya akan bertelur antara 60-130 butir. Angka ini cukup sedikit
karena tidak semua dapat menjadi penyu dewasa. Dengan semakin tercemarnya
pantai dan laut, serta semakin tidak menunjangnya ekosistem akibat ulah
manusia, dikatakan dari 1000 telur, hanya 1 yang pada akhirnya bisa menjadi
penyu dewasa. Ini akan membuat penyu semakin langka, dan dampaknya bisa
mengganggu rantai makanan dan kehidupan laut lainnya.
Inilah yang membuat aspek
berikutnya, yakni aspek hukum, berperan. Pemerintah Indonesia melindungi secara
penuh seluruh jenis penyu yang ada di Indonesia. Sehingga bagi tiap orang yang
menyimpan, memiliki, memperniagakan dan apalagi menyelundupkan telur satwa yang
dalam hal ini adalah penyu, bisa terancam hukuman 5 tahun penjara dan denda
hingga Rp 100 juta.
Maka kesimpulannya sekali lagi,
jangan konsumsi telur penyu terlepas dari apapun motivasi Anda melakukannya.
Karena ada segudang nutrisi lain yang bisa Anda konsumsi yang secara kesehatan
lebih aman, lebih menunjukkan kepedulian Anda terhadap lingkungan, dan tidak
melanggar hukum.
(FN)