Surat dari Alexandria
Akhirnya... Sebuah surat tebal datang, ditujukan untuk Madan Amane, dari putrinya; Sherine. Wanita tua rabun itu tak sabar untuk segera mengetahui kabar Sherine dan meminta Evi, tetangganya untuk membacakan surat itu untuknya. Sementara dirinya duduk mendengarkan dengan mata berbinar - berbinar bahagia.
Janda yang tinggal seorang diri itu pun lantas akan kembali menunggu surat - surat kiriman dari putrinya dengan penuh rindu dan mata menerawang haru. Pandangannya menembus jauh melintasi kaki langit kota Kairo, menatap kearah Alexandria.
Di kota itulah-kata Madam Amane-Sherine tingkal dan bekerja. Bertahun - tahun, tak pernah Sherine pulang ke Kairo untuk menjenguknya.
Tapi... benarkah Sherine ada di alexandria? jika benar, mengapa stempel stempel prangko surat itu selalu bertulis Kairo? Di mana sebenarnya Sherina tinggal? Benarkah ia tinggal satu kota dengan ibunya tanpa wanita itu mengetahui? Ataukah surat itu bukan ia yang menulis dan mengirimkan? Atau....
Sebuah kisah yang menyentak dan mengiris - iris keharuan. Bersama cerpen-cerpen lain dan latar keseharian kehidupan dimesir, Fera Andriani Djakfar meraciknya dengan manis dalam Surat dari Alexandria. Tampaknya penulis sangat mahir memotret cinta dan kasih sayang dalam berbagai cara dan bahasa.