Bayi Muntah Menyembur, Ketahui Penyebab dan Cara Mengatasinya
Meski sering dianggap sama, bayi muntah menyembur dan gumoh merupakan kondisi yang berbeda. Gumoh umumnya berupa susu yang keluar sedikit-sedikit dari mulut bayi setelah menyusu, sedangkan muntah menyembur terjadi dengan tekanan lebih kuat dan jumlah cairan yang lebih banyak.

Berbagai Penyebab Bayi Muntah Menyembur
Ada beberapa kondisi yang bisa menyebabkan bayi muntah menyembur secara tiba-tiba maupun berulang. Berikut ini adalah penjelasannya:
1. Saluran pencernaan bayi yang belum matang
Sampai usia bayi 1 tahun, saluran pencernaannya, terutama bagian otot di antara lambung dan kerongkongan (sfingter esofagus), masih berkembang dan belum bekerja sempurna. Katup ini masih lemah sehingga tidak menutup dengan kuat.
Akibatnya, ketika lambung bayi terisi susu, tekanan di dalam lambung bisa membuat susu keluar kembali ke kerongkongan. Alhasil, susu keluar dari mulut dalam jumlah banyak dengan semburan. Kondisi ini sering terjadi pada bayi baru lahir hingga usia beberapa bulan.
2. Terlalu banyak memberikan ASI
Memberikan ASI atau susu formula dalam jumlah terlalu banyak atau terlalu cepat juga bisa menyebabkan bayi muntah menyembur. Ketika lambung bayi yang kecil terisi penuh, ia tidak mampu menampung semua cairan sehingga kelebihan susu dikeluarkan dengan cara muntah. Kondisi ini biasanya terjadi karena dipaksa menghabiskan botol susu dalam waktu singkat, atau ketika aliran ASI terlalu deras.
3. Posisi menyusui atau dot tidak tepat
Posisi tubuh bayi selama menyusu juga bisa menyebabkan bayi muntah menyembur. Apabila posisi kepala bayi berada lebih rendah dari perutnya, cairan di lambung akan turun, sehingga menyebabkan keluarnya muntah.
Selain itu, penggunaan dot atau botol susu dengan lubang terlalu besar atau aliran terlalu deras dapat membuat bayi menelan susu dan udara sekaligus. Udara yang ikut tertelan ini juga bisa menambah tekanan di lambung, sehingga memicu muntah menyembur setelah menyusu.
4. Kondisi kesehatan tertentu
Pada beberapa kasus, bayi muntah menyembur bisa menjadi tanda adanya kondisi kesehatan serius, misalnya stenosis pilorus. Kondisi ini menyebabkan bayi muntah menyembur dengan kuat karena penebalan atau penyempitan otot di bawah lambung. Biasanya, stenosis pilorus terjadi setiap kali bayi selesai menyusu.
Selain stenosis pilorus, infeksi saluran pencernaan juga bisa membuat bayi muntah berkali-kali dan terkadang diikuti gejala lain, seperti demam. Gastroesophageal reflux disease (GERD) juga bisa membuat bayi sering muntah menyembur, karena asam lambung dan isi lambung naik ke kerongkongan.
5. Cedera kepala
Bayi muntah menyembur juga bisa terjadi karena cedera kepala, baik karena benturan langsung atau guncangan yang terlalu kuat (shaken baby syndrome). Cedera kepala ringan umumnya hanya menyebabkan pusing dan mual. Namun, apabila sampai ada masalah di otak, cedera kepala bisa menyebabkan bayi muntah menyembur bahkan sampai pingsan atau kejang.
Penanganan Bayi Muntah Menyembur di Rumah
Apabila bayi muntah menyembur tanpa disertai tanda bahaya, berikut ini adalah beberapa langkah sederhana yang bisa dilakukan di rumah:
- Perbaiki posisi menyusu bayi dengan memastikan kepalanya selalu lebih tinggi dari badannya saat menyusu.
- Sendawakan bayi untuk mengeluarkan udara berlebih.
- Usahakan untuk memberi ASI dalam jumlah yang sedikit, tetapi lebih sering, agar lambung bayi tidak kelebihan beban.
- Biarkan bayi dalam posisi tegak selama 20–30 menit setelah menyusu untuk mencegah cairan naik kembali ke kerongkongan.
- Jika bayi muntah berkali-kali, perhatikan tanda kekurangan cairan atau dehidrasi, seperti bibir kering, popok jarang basah, atau lebih rewel.
Memantau gejala muntah menyembur bisa mendeteksi masalah kesehatan serius sedini mungkin. Hindari memberikan obat antimuntah tanpa anjuran dokter dan pastikan bayi tetap mendapat cairan yang cukup.