Diare Virus vs Bakteri, Ketahui Perbedaan dan Penanganannya

Diare merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering dialami masyarakat Indonesia, terutama pada anak-anak. Meski sering dianggap ringan, diare dapat berbahaya jika ditangani dengan tidak tepat, apalagi jika penyebabnya berbeda.

Saat mengalami diare, penderita mungkin sulit membedakan apakah penyebabnya virus atau bakteri, karena gejalanya terkadang serupa. Namun, setiap kasus diare memiliki karakteristik tersendiri yang bisa dikenali jika diperhatikan dengan saksama.

Perbedaan Diare Virus vs Bakteri

Diare virus vs bakteri memang sama-sama menyebabkan perut mulas dan BAB cair atau mencret. Akan tetapi, ada beberapa perbedaan penting yang perlu dipahami, yaitu:

Penyebab

Perbedaan utama diare virus vs bakteri terletak pada sumber infeksinya. Diare akibat virus paling sering dipicu oleh rotavirus, norovirus, atau adenovirus. Sementara itu, diare akibat bakteri biasanya disebabkan oleh Escherichia coli (E. coli), Salmonella, atau Shigella.

Gejala

Gejala diare virus vs bakteri sebenarnya bisa berbeda. Pada diare akibat virus, gejala yang sering muncul meliputi tinja yang sangat encer, muntah, demam ringan, dan kadang disertai gejala flu.

Sedangkan, diare akibat bakteri cenderung menyebabkan sakit perut yang lebih berat, tinja sangat cair atau bercampur darah, serta demam tinggi.

Durasi

Diare akibat virus umumnya akan membaik dalam 2–3 hari. Sementara itu, diare akibat bakteri bisa berlangsung lebih lama dan sering kali lebih berat, terutama jika tidak segera ditangani dengan tepat.

Penularan

Cara penularan juga berbeda pada diare virus vs bakteri. Virus akan lebih mudah menyebar melalui makanan, minuman, atau benda yang terkontaminasi tinja atau virus. 

Sedangkan, bakteri penyebab diare lebih sering mengkontaminasi makanan atau minuman yang kurang matang atau sudah terkontaminasi, misalnya dari daging yang diolah setengah matang.

Penanganan Diare Virus vs Bakteri

Penanganan diare virus vs bakteri berbeda karena penyebab dan sifat infeksinya pun tidak sama. Berikut adalah langkah penanganan masing-masing diare:

Penanganan diare virus

Pada kasus diare akibat virus, langkah utama yang perlu dilakukan adalah mengatasi dehidrasi dan membantu pemulihan tubuh. Berikut beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  • Perbanyak konsumsi cairan, seperti air putih, larutan oralit, atau sup bening, supaya tubuh tidak kekurangan cairan selama mengalami diare.
  • Jika nafsu makan menurun, konsumsi makanan secara bertahap dan pilih makanan yang mudah dicerna agar mencegah dehidrasi berat pada saat diare.
  • Istirahat yang cukup agar tubuh bisa melawan infeksi. Obat diare umumnya tidak perlu diberikan, karena diare akibat virus bisa sembuh sendiri dalam beberapa hari.
  • Konsultasikan dengan dokter jika diare akibat virus tidak membaik setelah 3 hari dan disertai dehidrasi berat atau muntah terus-menerus.

Penanganan diare bakteri

Penanganan diare bakteri juga menjadi sekian banyak pembeda antara diare virus vs bakteri. Diare akibat bakteri biasanya lebih berat dan kadang membutuhkan penanganan khusus. Untuk dapat mengatasinya, ikuti langkah-langkah berikut:

  • Minum banyak air putih dan oralit untuk menggantikan cairan tubuh yang hilang akibat diare bakteri.
  • Istirahat yang cukup di rumah dan selalu jaga kebersihan untuk mempercepat pemulihan.
  • Segera ke dokter jika diare bercampur darah, demam tinggi, atau nyeri perut hebat. Karena, diare bakteri kadang membutuhkan antibiotik yang hanya dapat diresepkan oleh dokter.
  • Jangan membeli atau mengonsumsi antibiotik sendiri tanpa anjuran dokter.
  • Hindari makanan mentah atau setengah matang. Olah makanan hingga benar-benar matang untuk mencegah diare bakteri terulang.

Diare virus vs bakteri memang tampak serupa, namun keduanya membutuhkan penanganan yang berbeda. Dengan memahami ciri-ciri dan langkah penanganan yang tepat, penderita bisa mengambil langkah penanganan terbaik agar diare dapat segera diatasi.

Sebagai pencegahan, biasakan mencuci tangan memakai sabun sebelum makan dan setelah buang air, konsumsi makanan yang matang dan bersih, serta pastikan air minum bersih dan aman guna menurunkan risiko diare virus maupun bakteri.