Ikan Asin, Inilah Manfaat, Bahaya, dan Cara Aman Mengonsumsinya

Ikan asin diolah melalui proses pengawetan dengan garam agar tahan lama tanpa lemari pendingin. Hampir semua jenis ikan dapat diolah menjadi ikan asin, seperti ikan teri, jambal, peda, hingga gabus.

Ikan Asin, Inilah Manfaat, Bahaya, dan Cara Aman Mengonsumsinya - Alodokter

Walaupun kaya protein, ikan asin memiliki risiko kesehatan jika dikonsumsi berlebihan. Kandungan garam yang tinggi pada ikan asin memang efektif mencegah pertumbuhan bakteri, tetapi juga dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi dan gangguan ginjal jika porsinya terlalu banyak. 

Selain itu, potensi kontaminasi bahan kimia atau mikroba juga bisa terjadi jika pengolahan dan penyimpanan ikan asin tidak dilakukan secara higienis.

Manfaat Ikan Asin sebagai Sumber Protein Praktis

Ikan asin merupakan salah satu sumber protein hewani yang terjangkau, sehingga sering dijadikan pilihan lauk oleh banyak keluarga di Indonesia. Protein yang terkandung di dalam ikan asin bermanfaat untuk membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, mendukung pertumbuhan otot, serta menjaga daya tahan tubuh. 

Selain itu, beberapa jenis ikan asin, seperti ikan peda, masih mengandung asam lemak omega-3 yang baik untuk kesehatan jantung dan otak. Meskipun begitu, kadarnya juga bisa menurun setelah proses penggaraman.

Kelebihan lain dari ikan asin adalah kemudahannya dalam penyimpanan dan daya tahan yang lama, sehingga cocok sebagai cadangan lauk di rumah. Harganya yang relatif lebih murah dibandingkan daging atau ikan segar juga membuat ikan asin menjadi alternatif sumber protein yang ekonomis. 

Namun, agar manfaatnya optimal, konsumsi ikan asin tidak boleh berlebihan dan tetap dikombinasikan dengan makanan sehat lainnya sesuai dengan pola makan seimbang. 

Risiko Kesehatan dari Konsumsi Ikan Asin Berlebihan

Meski ikan asin punya banyak manfaat, konsumsi secara berlebihan dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti:

1. Tekanan darah tinggi (hipertensi)

Kandungan garam atau natrium pada ikan asin sangat tinggi karena proses pengawetan. Jika sering mengonsumsi ikan asin dalam jumlah banyak, tubuh akan menerima asupan natrium yang melebihi kebutuhan harian. 

Hal ini bisa menyebabkan tekanan darah meningkat, terutama pada orang yang sudah memiliki riwayat hipertensi, lansia, atau penderita penyakit jantung. 

2. Gangguan ginjal

Ginjal berfungsi untuk menyaring limbah dan kelebihan garam dari darah. Jika tubuh menerima terlalu banyak garam dari makanan, ginjal harus bekerja lebih keras untuk membuang kelebihan tersebut. Dalam jangka panjang, beban ini dapat merusak fungsi ginjal dan meningkatkan risiko terjadinya penyakit ginjal kronis. 

3. Kanker lambung

Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi makanan bergaram tinggi, seperti ikan asin, dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker lambung. Garam berlebih dapat merusak lapisan lambung dan memicu munculnya luka atau peradangan, yang lama-kelamaan berisiko menjadi sel kanker. 

Selain itu, proses pengawetan ikan asin kadang juga menghasilkan zat kimia tertentu yang berkontribusi dalam meningkatkan risiko terjadinya kanker. 

4. Potensi kontaminasi

Selain kandungan garam, ikan asin yang diolah atau disimpan dengan cara yang tidak higienis dapat terkontaminasi bakteri, jamur, atau bahan kimia berbahaya, seperti formalin. Kontaminasi ini bisa menyebabkan keracunan makanan atau masalah kesehatan lain, seperti mual, muntah, diare, dan gangguan pada organ tubuh tertentu. 

Tips Aman Mengonsumsi Ikan Asin

Supaya Anda tetap bisa menikmati kelezatan ikan asin tanpa menimbulkan gangguan kesehatan, berikut beberapa tips yang bisa dilakukan:

  • Batasi frekuensi dan jumlah konsumsi ikan asin, maksimal 1–2 kali dalam seminggu.
  • Rendam ikan asin dalam air sebelum dimasak agar kandungan garamnya berkurang.
  • Pilih ikan asin yang tampak bersih, tidak berbau menyengat, dan tidak berwarna mencolok.
  • Masak ikan asin hingga matang sempurna dan hindari mengonsumsi ikan asin mentah.
  • Variasikan konsumsi ikan asin dengan sumber protein lainnya, seperti ikan segar, tahu, tempe, atau telur.
  • Perhatikan asupan garam harian, terutama jika Anda sering mengonsumsi hidangan yang asin.

Meski rasanya lezat dan mengandung protein, konsumsi ikan asin harus dibatasi agar tidak menyebabkan gangguan kesehatan. Jika Anda memiliki riwayat hipertensi, penyakit ginjal, sedang hamil, atau sedang menjalani diet rendah garam, konsultasikan dengan dokter atau ahli gizi terlebih dahulu untuk menentukan porsi ikan asin yang aman bagi tubuh.