Paronikia

Paronikia dapat muncul dalam waktu cepat (akut) atau dalam jangka panjang (kronis). Paronikia akut biasanya terjadi di kuku tangan, sedangkan paronikia kronis bisa terjadi di kuku tangan atau di kuku kaki.

Paronikia - Alodokter

Penyebab Paronikia

Paronikia akut umumnya disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus atau Staphylococcus enterococcus yang masuk ke kulit kuku yang rusak akibat kebiasaan menggigit kuku atau mengisap jempol.

Sementara itu, paronikia kronis lebih sering disebabkan oleh infeksi jamur Candida, meski bisa juga disebabkan oleh bakteri. Paronikia jenis ini juga lebih sering terjadi akibat kaki atau tangan yang terlalu sering terkena air sehingga menyebabkan kuku menjadi lebih lembap.

Faktor risiko paronikia

Paronikia pada dasarnya dapat menyerang siapa saja. Akan tetapi, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami paronikia, yaitu:

  • Memiliki profesi yang membuat tangan atau kaki terus-menerus terkena air, seperti nelayan, pemerah susu, atau pencuci piring
  • Memiliki luka terbuka di sekitar kuku tangan atau kaki
  • Memiliki kondisi kuku yang lembap akibat mengenakan kuku palsu
  • Mengalami cantengan
  • Menderita diabetes
  • Memiliki daya tahan tubuh yang lemah
  • Menderita psoriasis

Gejala Paronikia

Gejala paronikia yang dapat muncul umumnya sama, baik yang akut maupun kronis. Gejalanya juga dapat terjadi selama beberapa hari atau beberapa minggu, tergantung pada jenisnya.

Berikut ini adalah gejala atau keluhan yang dapat muncul akibat paronikia:

  • Nyeri ketika kuku atau kulit di sekitar kuku yang terkena infeksi disentuh
  • Pembengkakan pada kulit di sekitar kuku yang terinfeksi
  • Kemerahan dan rasa hangat pada kulit di sekitar kuku yang terinfeksi

Pada sebagian kasus, gejala paronikia berupa abses (kumpulan nanah) dapat muncul pada kulit di bawah kuku yang terinfeksi. Selain itu, paronikia juga dapat membuat kuku terlepas dan tumbuh kembali dengan bentuk tidak normal.

Paronikia yang telah menimbulkan abses perlu segera mendapat penanganan dokter, terlebih jika disertai dengan demam.