Pilek
Lendir diproduksi oleh kelenjar di dalam hidung dan sinus. Fungsi lendir tersebut adalah untuk menjaga kelembapan saluran napas, serta mencegah kotoran dan kuman masuk ke paru-paru.

Penyebab Pilek
Pilek terjadi ketika lapisan dalam hidung dan sinus mengalami peradangan akibat perubahan cuaca, atau karena masuknya zat iritan atau kuman ke dalam hidung. Penyebabnya sangat beragam, meliputi:
1. Infeksi
Pilek dapat terjadi ketika virus menginfeksi hidung, tenggorokan, atau sinus. Contohnya adalah influenza, respiratory syncytial virus (RSV), sinusitis, serta COVID-19.
2. Alergi
Seseorang dapat mengalami pilek bila terpapar zat yang memicu alergi, seperti debu, bulu binatang, atau serbuk sari bunga. Kondisi ini disebut juga rinitis alergi.
3. Paparan udara dingin atau kering
Udara dingin dan kering dapat mengubah keseimbangan cairan di dalam saluran hidung. Kondisi tersebut memicu sistem saraf di hidung untuk mengeluarkan cairan.
4. Konsumsi makanan pedas
Pilek dapat dipicu oleh konsumsi makanan pedas, misalnya makanan yang dibumbui cabai, bawang, atau lada hitam.
5. Efek samping obat
Obat-obatan juga bisa menimbulkan efek samping pilek, seperti obat tekanan darah tinggi, pil KB, obat kejang, dan obat penyakit jantung.
6. Ketidakseimbangan hormon
Pilek juga dapat terjadi akibat gangguan keseimbangan hormon, misalnya pada masa kehamilan.
Gejala Pilek
Pilek merupakan gejala dari suatu kondisi atau penyakit. Pada beberapa kasus, pilek dapat disertai dengan beberapa gejala berikut:
- Batuk
- Bersin
- Sulit bernapas
- Tubuh terasa lelah
- Sakit tenggorokan
- Hidung tersumbat
- Lendir menetes ke tenggorokan (postnasal drip)
Perlu diingat, pilek bukan penyakit yang menular. Namun, pilek bisa menjadi gejala dari penyakit menular, misalnya seperti batuk pilek (selesma).
Selain itu, pilek yang menahun bisa menjadi tanda dari penyakit lainnya yang harus ditangani lebih lanjut, seperti sinusitis.