Dunia Virtual
Sejumlah perusahaan teknologi populer dilaporkan ikut mengambil bagian dalam membantu pembangunan metaverse. Sejauh ini sudah ada beberapa perusahaan yang mengembangkan dunia virtual dengan tujuan dunia virtual tersebut. Ada Facebook yang mengganti nama menjadi Meta, Roblox, Minecraft milik Microsoft, Epic Games, Niantic, Decentraland, Nvidia, hingga Apple.
Metaverse didefinisikan sebagai dunia virtual tiga dimensi di mana pengguna dapat berkumpul di sana dalam bentuk digital seperti avatar, dan melakukan interaksi yang kompleks seperti di dunia nyata.
Selain itu, metaverse juga disebut sebagai tahap selanjutnya pengalaman teknologi humanistik yang ada, dan mengaburkan batas dunia fisik dan digital. Hal ini pun memungkinkan adanya model bisnis yang baru, mulai dari perdagangan, hiburan, komunitas, serta meningkatkan cara kerja komunikasi digital.
Dilansir dari Read Write, Metaverse menjadi dunia terbuka di mana penggunanya dapat berinteraksi dengan lingkungan dan satu sama lain. Fungsi interaksi sosial ini dinilai penting karena manusia menjelajahi ruang sambil terhubung dengan orang-orang diseluruh dunia.
Hal inilah yang membuat game dunia terbuka seperti Fortnite sangat sukses, karena unsur interaksi sosial di dalamnya. Metaverse disebut akan memungkinkan pertukaran sosial dan budaya dan dapat diintegrasikan secara organik ke dalam kehidupan sosial sehari-hari.
Dilansir dari Market Insider, kebangkitan Metaverse juga menciptakan peluang investasi baru, mulai dari tanah digital hingga barang-barang desainer digital. Hal ini pun disambut antusias oleh investor dengan kecanggihan cryptosphere.
Tahun depan pun diproyeksikan semakin banyaknya penggunaan yang muncul, keuangan terdesentralisasi berkembang. Kemudian metaverse dan NFT, yang menjadi representasi digital dari karya seni, musik, atau video dunia nyata, akan semakin populer, aset kripto diperkirakan akan naik nilainya lebih tinggi.
Pendiri Microsoft Bill Gates dalam blog pribadinya juga menuliskan bahwa ada beberapa perkembangan mengejutkan baru-baru ini terkait aktivitas digital. Dia juga menyinggung soal Metaverse, di mana dunia virtual itu disebut akan mengubah masa depan model pekerjaan, yang juga didorong oleh pandemi.
"Orang tidak boleh berasumsi bahwa kualitas perangkat lunak yang memungkinkan Anda memiliki pengalaman virtual akan tetap sama. Akselerasi inovasi baru saja dimulai," tulisnya dikutip, Selasa (14/12/2021).
Adapun kata dia, di masa depan, perusahaan akan lebih fleksibel pada karyawannya untuk bekerja dari jarak jauh. Tidak lagi harus bekerja dari kantor seperti saat ini. Pertemuan 2D yang dimaksud adalah platform yang digunakan untuk meeting online seperti Zoom atau Teams. Sementara Metaverse menyajikan semuanya secara 3D
"Perubahan itu hanya akan meningkat di tahun mendatang. Dalam dua atau tiga tahun ke depan, saya memperkirakan sebagian besar meeting virtual pindah dari grid gambar 2D ke Metaverse, ruang 3D dengan avatar digital," lanjut dia.
Bill Gates percaya, alih-alih bertemu secara fisik di ruang kantor, orang-orang akan menggunakan avatar untuk berinteraksi dengan cara yang sama menggunakan teknologi motion capture dan audio spasial untuk membuat Metaverse terasa seperti kehidupan nyata.
Perlu dicatat bahwa Microsoft bulan lalu meluncurkan Mesh, platform untuk tim virtual untuk berkolaborasi dalam ruang 3D menggunakan avatar yang disesuaikan.
Dalam laman resmi Microsoft, Wakil Presiden Microsoft Jeff Teper mengatakan Mesh dibangun dari fitur Microsoft 365 Teams yang membuat rapat jarak jauh dan hibrid lebih kolaboratif dan imersif. Microsoft 365 Teams, SharePoint, dan OneDrive digunakan untuk memberi sinyal bahwa pengguna telah berada di ruang virtual yang sama.
"Kita adalah satu tim, kita adalah satu kelompok, dan membantu menurunkan formalitas dan keterlibatan menjadi pasak. Kami telah melihat bahwa alat tersebut telah mencapai kedua tujuan membantu tim menjadi lebih efektif dan juga membantu individu menjadi lebih terlibat," kata dia.