Tumor Mata

Tumor mata bisa berasal dari berbagai jaringan mata, mulai dari kulit kelopak mata, kelenjar air mata, konjungtiva, koroid, retina, hingga pembuluh darah pada rongga di belakang mata. Penyebab tumor mata pada umumnya adalah mutasi genetik yang membuat sel-sel pada jaringan mata tumbuh secara tidak terkendali.

Tumor Mata

Tumor mata bisa terjadi pada siapa saja. Meski begitu, ada hal-hal yang meningkatkan risiko terjadinya kondisi ini, misalnya paparan sinar ultraviolet berlebih. Selain itu, ada juga jenis tumor mata yang lebih banyak menyerang anak-anak. Adapun tingkat kesembuhan tumor mata tergantung pada jenisnya.

Penyebab Tumor Mata

Tumor mata terjadi ketika materi genetik di dalam sel mata mengalami perubahan atau mutasi. Perubahan ini menyebabkan sel-sel tersebut tumbuh tidak terkendali. Seperti yang disebutkan sebelumnya, pertumbuhan tumor mata itu sendiri dapat bersifat jinak atau ganas. 

Jika bersifat ganas, tumor mata yang tumbuh tidak terkendali bisa merusak jaringan mata yang sehat di sekitarnya. Sebaliknya, tumor yang bersifat jinak biasanya tidak merusak, tetapi bisa menekan jaringan sehat di sekitarnya dan mungkin mengganggu fungsinya. 

Selain berasal dari jaringan mata itu sendiri, tumor mata ganas juga bisa terjadi akibat penyebaran kanker dari organ tubuh lain (metastasis). Kanker yang biasanya menyebar ke mata adalah kanker payudara, paru-paru, usus, atau prostat. 

Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing jenis tumor mata:

Tumor mata jinak

Berikut ini adalah beberapa jenis tumor mata jinak dan penyebab yang mendasarinya:

1. Choroidal hemangioma

Choroidal hemangioma adalah tumor mata jinak yang paling umum terjadi pada orang dewasa. Tumor ini tumbuh dari pembuluh darah di lapisan koroid, yaitu lapisan dinding mata yang mengandung banyak pembuluh darah. 

2. Eye moles (tahi lalat mata)

Tahi lalat mata terjadi ketika melanosit, yaitu sel yang memberi warna pada mata, tumbuh dalam jumlah banyak dan berkumpul. Tumor ini dapat disebabkan oleh kelainan genetik yang diturunkan dari orang tua, atau akibat sering terpapar sinar ultraviolet (UV) matahari. 

Tahi lalat mata bisa tumbuh di lapisan koroid mata, bagian berwarna mata (iris), atau lapisan terluar mata (konjungtiva).

3. Cavernous hemangioma

Cavernous hemangioma merupakan tumor jinak yang tumbuh dari pembuluh darah pada rongga di belakang mata. Kondisi ini dianggap sebagai bawaan lahir. Tumor jinak ini tidak berbahaya, tetapi bisa mendorong bola mata dan membuat mata terlihat seperti melotot (proptosis). 

4. Pinguecula dan pterygium

Pinguecula dan pterygium merupakan tumor mata jinak yang sama-sama tumbuh pada konjungtiva. Bedanya, pertumbuhan pinguecula hanya terbatas pada area konjungtiva, sedangkan pterygium bisa meluas dan menutupi kornea mata.

Pinguecula dan pterygium dapat disebabkan oleh paparan sinar UV dari matahari dalam jangka panjang, atau iritasi akibat debu dan angin. 

Tumor mata ganas

Tumor mata juga bisa bersifat ganas, seperti yang dijelaskan berikut:

1. Melanoma intraokular

Melanoma intraokular (kanker mata melanoma) bermula di sel-sel yang menghasilkan warna pada mata. Tumor mata ganas ini biasanya terjadi pada bagian mata yang tidak bisa dilihat secara langsung sehingga terkadang sulit terdeteksi. Namun, melanoma intraokular juga bisa tumbuh pada lapisan terluar mata (konjungtiva).

2. Limfoma intraokular

Limfoma intraokular adalah jenis tumor mata ganas pada sistem getah bening di mata. Pada kondisi ini, sel darah putih di sistem getah bening mata tumbuh secara tidak terkendali dan tidak bekerja dengan optimal. Limfoma intraokular termasuk ke dalam jenis limfoma non-Hodgkin.

3. Retinoblastoma

Retinoblastoma terjadi akibat mutasi gen pada sel retina yang membuatnya membelah dengan cepat dan menyebar ke jaringan mata atau bagian tubuh lainnya. Tumor mata ganas ini umumnya menyerang anak usia di bawah 5 tahun.  

Penyebab perubahan gen pada retina tersebut belum diketahui secara pasti, tetapi kondisi ini diduga diturunkan dari orang tua. Retinoblastoma bisa terjadi pada salah satu atau kedua mata.

4. Karsinoma pada kelopak mata

Karsinoma pada kelopak mata terjadi ketika sel-sel pada kulit atau kelenjar kelopak mata tumbuh secara tidak terkendali. Jenis karsinoma yang terjadi bisa karsinoma sel basal maupun karsinoma sel skuamosa

Belum diketahui secara pasti penyebab sel-sel tersebut tumbuh secara berlebihan. Namun, karsinoma pada kelopak mata diduga terjadi karena paparan sinar UV yang terlalu sering, baik dari matahari atau mesin penggelap kulit (tanning bed).

5. Karsinoma kelenjar air mata

Karsinoma kelenjar air mata (lakrimal) adalah tumor mata ganas yang berasal dari kelenjar penghasil air mata. Kondisi ini terjadi karena sel-sel pada kelenjar tersebut membelah secara tidak normal. 

Tumor kelenjar lakrimal lebih berisiko terjadi pada orang dewasa usia 30–40 tahun atau yang pernah menderita kanker limfoma.

Faktor risiko tumor mata 

Ada faktor-faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko terjadinya tumor mata, yaitu:

  • Berusia di bawah 5 tahun atau lebih dari 50 tahun
  • Memiliki kelainan tertentu, seperti tahi lalat yang tumbuh dalam jumlah banyak dan menyebar di berbagai bagian tubuh (dysplastic nevus syndrome)
  • Sering terpapar sinar UV, baik dari matahari atau mesin penggelap kulit
  • Memiliki keluarga yang menderita tumor mata

Gejala Tumor Mata

Tumor mata tidak selalu bergejala. Jika muncul gejala, penderita dapat mengalami keluhan-keluhan berikut:

  • Mata bengkak atau menonjol (seperti melotot) 
  • Sensasi panas atau terbakar di mata
  • Mata gatal atau terasa kering
  • Sensasi mengganjal pada mata
  • Penglihatan kabur
  • Kelopak mata turun
  • Kilatan cahaya pada penglihatan
  • Floaters, yaitu bayangan berbentuk bintik atau garis yang tampak mengambang atau melayang-layang pada penglihatan
  • Sakit mata
  • Perubahan warna dan ukuran pada bintik mata 

Sementara itu, tumor mata yang bersifat ganas dapat menimbulkan gejala berikut:

  • Benjolan di bola mata atau kelopak mata
  • Luka di kelopak mata
  • Bola mata membesar dan menonjol seperti akan keluar
  • Mata sulit digerakkan
  • Iritasi mata yang tidak kunjung membaik
  • Penglihatan seperti terowongan
  • Bintik gelap pada iris mata yang bertambah besar
  • Kelainan pada posisi atau gerakan bola mata
  • Melihat kilatan cahaya atau floaters
  • Penglihatan kabur
  • Buta parsial atau total yang tidak disertai gejala nyeri