Lu bu
Lü Bu (Hanzi: ??; Pinyin: L? Bù) (153 – 198), nama lengkap Lü Fengxian, lahir di Wuyuan (sekarang Mongolia Dalam) adalah Panglima jenderal terkenal dari penghujung zaman Dinasti Han dan Tiga Negara.[1] Lyu Bu sering digambarkan dengan ciri khas memakai penutup kepala dengan ekor, dan memiliki kuda bernama Terwelu Merah (???; Chìtù m?) yang dikenal karena daya tahannya dalam pertempuran.[2] Kuda ini berasal dari Fergana daegenda dapat berlari sejauh 1000 li (500 km) dalam satu hari. Terdapat pepatah Tiongkok yang mengatakan, "Ada Lu Bu diantara banyak pria, dan ada terwelu merah diantara banyak kuda".[3] Ia merupakan seseorang yang penuh dengan sifat ambisi dan menghalalkan segala cara untuk mencapainya, dimana ia tidak ragu membunuh kedua ayah angkatnya yaitu Ding Yuan dan Dong Zhuo.
Sebagai sosok yang penuh ambisi dan sangat lihai bertarung, Lü Bu pertama kali mengabdi kepada Ding Yuan, yang kemudian berkomplot bersama He Jin untuk membunuh para kasim istana sepeninggal Kaisar Lingdi dan diangkat menjadi letnan jenderal. Lü Bu kemudian termakan hasutan Dong Zhuo untuk membunuh Ding Yuan yang juga merupakan ayah angkatnya.[4] Setelah Dong Zhuo mengangkat diri sebagai perdana menteri dari Kaisar Xiandi, ia kemudian menjadikan Lu Bu sebagai anak angkatnya dan panglima perang kekaisaran. Ketika para pasukan koalisi dari 18 paduka yang dipimpin Yuan Shao bersatu untuk menyerang Dong Zhuo, Lu Bu dikisahkan berduel dengan Zhang Fei, Guan Yu dan Liu Bei dalam Kisah Tiga Negara. Namun peristiwa ini tidak ditemukan dalam Catatan Sejarah Tiga Negara. Dalam serangan ini pasukan Dong Zhuo kalah dan mundur ke Chang An.
Karena sifat Dong Zhuo yang tidak sabar dan bertemperamen kasar, Lu Bu akhirnya membunuh Dong Zhuo setelah dihasut oleh salah satu menteri istana, Wang Yun. Setelah kematian Dong Zhuo, Lu Bu lalu diangkat sebagai Panglima besar kekaisaran. Di dalam Kisah Tiga Negara, Lu Bu diceritakan menjalin hubungan dengan dayang istana bernama Diaochan yang sebelumnya direstui perjodohannya oleh Wang Yun sebagai bapak angkatnya, tetapi hal itu dilakukan sebagai siasat agar dapat menjatuhkan Dong Zhuo. Diaochan yang merupakan anak angkat dari menteri Wang Yun tidak dapat menolak setelah ia ditempatkan di istana selaku dayang-dayang Dong Zhuo. Maka perselisihan sang Jendral dan Perdana Menteri terjadi dan berakhir dengan terbunuhnya Dong Zhuo. Di dalam Kisah Tiga Negara, karakter Diaochan adalah penyelamat dari masalah kekuasaan Dong Zhuo. Namun dalam Catatan Tiga Negara sebenarnya pembunuhan ini sudah lama direncanakan oleh Wang Yun dan menteri-menteri istana lain yang sudah sangat resah dengan kekejaman Dong Zhuo.[5]
Setelah kematian Dong Zhuo, mantan bawahannya yaitu Jendral ke-2 Li Jue dan Jendral ke-3 Guo Si tidak menerima peralihan kekuasaan tersebut dan memimpin pasukan mereka untuk menyerang dan mengusir Lü Bu dari ibu kota Chang An. Wang Yun terbunuh, sementara Lü Bu melarikan diri dalam pengasingan, mencari perlindungan kepada Yuan Shao, tetapi karena sikapnya yang congkak dan mengancam terhadap keluarga Yuan, Yuan Shao berencana untuk membunuh Lu Bu namun gagal.[6] Ia akhirnya menyusun kekuatan lalu menyerang provinsi Xu yang dikuasai Liu Bei, berhasil merebut kota Xiapi yang saat itu pengamannya lemah karena Liu Bei sedang menghadapi pasukan Yuan Shu di selatan. Liu Bei lalu mundur ke Xiaopei, mencari perlindungan kepada Cao Cao.
Pada tahun 198, aliansi Cao Cao, Liu Bei dan Yuan Shu menyerang Xiapi dan memukul mundur pasukan Lü Bu terus menerus serta akhirnya mengepung pasukan Lu Bu selama 3 bulan. Lü Bu dengan moral juang pasukannya yang rendah diperparah dengan pengkhianatan bawahannya, Hou Cheng, Song Xian dan Wei Xu. Akhirnya Lu Bu tertangkap oleh Cao Cao dan memohon kepadanya agar menjadi bawahanya. Namun Liu Bei mengingatkan Cao Cao bahwa Lu Bu tidak dapat dipercaya dan membiarkannya hidup sangat berbahaya.[7] Lu Bu kemudian digantung sampai mati oleh Xu Huang. Hukuman ini dilakukan untuk membuat malu Lu Bu, karena biasanya hukuman gantung pada zaman tiga negara diperuntukkan pada perempuan, sedangkan laki-laki dihukum mati dengan cara dipenggal.[8] Bawahan Lu Bu, Gao Shun dengan sukarela menyerahkan kepalanya untuk dipenggal sedangkan bawahan lain Zhang Liao memutuskan untuk mengabdi pada Cao Cao. Dalam Kisah Tiga Negara, kuda terwelu merah sendiri setelah beberapa waktu dihadiahkan kepada Guan Yu.[9]