6 Ciri Anak Speech Delay yang Perlu Orang Tua Ketahui

Speech delay adalah kondisi ketika anak mengalami kesulitan dalam berkomunikasi, baik secara verbal maupun nonverbal. Dalam banyak kasus, kondisi ini biasanya bersifat sementara dan dapat membaik seiring waktu. Namun, pada beberapa kasus, speech delay pada anak juga bisa menandakan adanya gangguan pendengaran, perkembangan otak, atau kelainan lainnya.
Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami dan mengetahui ciri anak speech delay agar bisa membedakan mana keterlambatan bicara yang masih dianggap wajar dan mana yang harus segera ditangani.
Ciri Anak Speech Delay yang Perlu Diwaspadai
Setiap anak memang memiliki perkembangan bahasa yang berbeda-beda, ada yang lebih cepat dan ada juga yang lebih lambat. Namun, beberapa ciri berikut bisa menjadi tanda anak mengalami speech delay:
1. Belum mengucapkan kata apa pun pada usia 1 tahun
Pada usia sekitar 12 bulan, sebagian besar anak biasanya sudah mulai mengucapkan kata-kata sederhana, seperti “mama”, “papa”, atau nama benda yang sering mereka lihat.
Namun, jika Si Kecil belum mengeluarkan satu kata pun sampai usia ini, Bunda perlu periksakan ia ke dokter. Pasalnya, ini bisa menjadi ciri anak speech delay
2. Hanya mampu mengucapkan sedikit kata di usia 2 tahun
Umumnya, anak usia 2 tahun sudah bisa mengatakan setidaknya 50 kata. Ini bisa berupa nama benda, anggota keluarga, makanan, atau kata sehari-hari yang sering didengar.
Namun, bila di usia 2 tahun Si Kecil hanya mampu mengatakan beberapa kata saja, tidak menambah kosakata baru, atau tidak berusaha mengulang kata yang diajarkan, hal ini bisa menjadi ciri anak speech delay.
3. Sulit merangkai kata menjadi kalimat sederhana di usia 2–3 tahun
Saat usia 2–3 tahun, anak biasanya sudah mampu menyusun dua kata atau lebih menjadi kalimat sederhana, seperti “mama gendong”, “ambil mainan”, atau “mau susu”. Namun, anak yang mengalami speech delay mungkin hanya bisa berbicara satu kata saja secara terpisah, tanpa menggabungkannya menjadi kalimat.
Kemampuan merangkai kata ini penting untuk komunikasi yang lebih kompleks dan menunjukkan bahwa perkembangan bahasa anak berjalan dengan baik. Oleh karena itu, jika Si Kecil belum juga bisa membuat kalimat sederhana di usia 2–3 tahun, Bunda perlu segera konsultasi ke dokter karena ini merupakan ciri anak speech delay.
4. Tidak paham instruksi sederhana
Selain mengucapkan kata, ciri anak speech delay juga bisa terlihat dari ketidakmampuan anak dalam memahami atau menjalankan perintah sederhana yang Bunda atau Ayah ucapkan, misalnya “ambil bola”, “rapihkan mainan”, atau “duduk di kursi”.
Kondisi ini kemungkinan terjadi karena adanya masalah pada kemampuan menerima dan memproses bahasa anak, sehingga ia biasanya baru merespons setelah Bunda atau Ayah mengulang perintah tersebut beberapa kali.
5. Lebih sering menunjuk atau menarik tangan orang tua
Saat meminta sesuatu, memang wajar bila anak menggunakan gerakan atau gestur tubuh, seperti menunjuk benda atau menarik tangan Bunda ke arah keinginan mereka.
Namun, jika terlalu sering dan tidak berkembang menjadi komunikasi verbal seiring bertambahnya usia, kondisi ini perlu diwaspadai karena bisa menjadi ciri anak speech delay. Pasalnya, cara ini sering kali menjadi ‘pengganti’ kata-kata bagi anak yang mengalami speech delay.
6. Tidak meniru suara atau perkataan orang lain
Anak-anak umumnya belajar bicara dengan menirukan suara atau perkataan orang-orang di sekitarnya. Proses meniru ini penting sebagai dasar dalam memahami dan mengembangkan bahasa.
Namun, pada anak dengan speech delay, kemampuan meniru seringkali tidak muncul atau muncul sangat lambat. Oleh karena itu, jika Si Kecil tidak menirukan suara hewan atau perkataan orang-orang di sekitarnya, serta tidak menanggapi ketika diajak bicara, periksakanlah ia ke dokter. Soalnya, ini bisa menjadi ciri anak speech delay.