Stalingrad, Sebuah Pagi

Stalingrad, Sebuah Pagi

(oleh Laras Sekar Seruni)

saya mengingat sebuah kisah–pagi yang
temaram, dan Sungai Volga menyimpan
peluh terakhirnya. 

hari itu, rumput pada tanah tidak pernah
mengenal deru senapan, bahkan bangunan-bangunan
masih tertinggal di
pondasinya.

tapi Stalin tertinggal di tanggal sejarah–ia
mengubah Stalingrad sebagai kotanya,
dan menaburkan nama-nama baru bagi kawanan
camar. 

dan Stalin, ia berkaca pada tahun 1901,
ketika roti dan gandum menemukannya di
tepi jalan Kremlin. 

sudahkah engkau mati?

sudahkah engkau mati setelah pagi yang kau
binasakan-sebuah pertarungan besar
melawan führer dan kawanan anjing dari
Jerman?

betapa saya mengamini, hanya Volgograd
yang merapikan isi kepalanya setelah salju
terakhir di ujung minggu. sementara
Stalingrad adalah sebuah kisah–Stalin yang
memungut puntung rokok dari dahimu,
melinting hidupmu dalam detik-detik bisu.