Kondisi Serius di Balik Batuk Berdarah
Darah yang keluar saat batuk umumnya bercampur dengan dahak. Batuk berdarah pada orang berusia muda bisa jadi bukan gejala sakit serius dan dapat segera ditangani. Namun, kondisi ini bisa menjadi indikator berbahaya terutama bagi mereka yang berusia tua dan para perokok.

Penyebab Batuk Berdarah dari Ringan hingga Berat
Penyebab batuk berdarah umumnya terbagi menjadi 2, yaitu yang berasal dari saluran pernapasan dan yang tidak berkaitan langsung dengan sistem pernapasan. Berikut ini adalah penjelasannya:
Penyebab yang berasal dari saluran pernapasan
Gangguan di saluran pernapasan merupakan penyebab paling umum terjadinya batuk berdarah, di antaranya:
- Peradangan pada paru-paru, seperti bronkitis, TBC, abses, infeksi parasit
- Penyakit pembuluh darah di paru-paru, seperti embolisme
- Pneumonia
- Edema
- Kanker paru-paru dan kanker tenggorokan
- Penyakit autoimun, seperti fibrosis kistik
- Efek samping obat
- Benda asing yang masuk ke saluran pernapasan
Penyebab yang tidak berkaitan dengan saluran pernapasan
Selain masalah di saluran pernapasan, batuk berdarah juga dapat terjadi akibat penyakit lain, seperti:
- Gangguan katup jantung, seperti stenosis mitral
- Indikasi penyakit pembuluh darah, seperti nodosa poliarteritis
- Pseudohemotisis
- Hematemesis
Penderita batuk berdarah butuh penanganan lebih lanjut secepatnya. Ada beberapa kondisi spesifik terkait hal ini. Anda butuh penanganan oleh dokter jika mengeluarkan lebih dari satu sendok teh darah saat batuk.
Selain pada batuk, terdapat darah pada urine dan tinja. Perhatikan kondisi batuk Anda jika disertai gejala lain, seperti kepala pening, nyeri di dada, demam, sesak nafas.
Jangan abaikan kondisi diri jika sampai kehilangan nafsu makan dan mengalami penurunan berat badan karena kedua kondisi itu bisa menjadi indikasi yang penting. Yang terakhir, batuk mengeluarkan dahak bercampur darah yang lamanya lebih dari seminggu.
Tes Hemoptisis
Untuk menentukan pengobatan yang tepat, dokter atau rumah sakit akan menerapkan beberapa tes untuk menentukan kadar pendarahan, penyebab, dan dampaknya terhadap pernapasan. Tes-tes tersebut dapat meliputi:
- Riwayat dan pemeriksaan fisik, dokter akan mangambil sampel dahak untuk memeriksa kemungkinan infeksi.
- Dokter umum dapat merujuk pasien ke dokter spesialis atau rumah sakit untuk pemeriksaan dengan X-ray atau CT scan. X-ray akan mendeteksi ada atau tidak adanya cairan dan penyumbatan pada paru-paru. Sementara dengan CT scan akan didapat gambar struktur paru-paru secara lebih detail.
- Bronkoskopi, dilakukan dengan cara memasukkan endoskop atau selang kecil dengan kamera di ujungnya ke saluran pernapasan melalui mulut atau hidung.
- Penghitungan darah atau complete blood count (CBC), yaitu tes darah untuk menghitung kadar sel darah merah dan putih dalam darah, serta sel-sel yang berdampak pada pembekuan darah.
- Urinalisis untuk mendeteksi kelainan pada urine.
Beberapa macam tes darah bisa dilakukan untuk menguji hemoptisis. Darah akan dibawa ke laboratorium untuk mendapatkan profil kimia darah demi mendeteksi kemungkinan ketidakseimbangan elektrolit dan gangguan pada fungsi ginjal. Ada juga tes untuk mendeteksi kadar oksigen dan karbondioksida dalam darah karena kadar oksigen pada orang yang mengalami batuk darah biasanya rendah.
Penanganan batuk berdarah ditujukan untuk menghentikan gejala sekaligus menangani penyebab di balik timbulnya kondisi tersebut, seperti melakukan kemoterapi untuk pengobatan kanker paru-paru. Selain itu bisa dilakukan pemberian steroid untuk inflamasi atau antibiotik untuk pengobatan pneumonia atau tuberkulosis.