Kendaraan Berhantu
                                            Oleh: Melyanda Ulan Dari
Ini bukan kisah mendebarkan, hanya sebuah kisah seorang gadis yang menaiki bus berpenumpang makhluk tak kasat mata atau… Hantu?
Namanya mey, penjual bunga kecil-kecilan dipinggir jalan. Suatu malam ia hendak pergi pulang ke kampungnya dengan menaiki sebuah bus.
“Ibu, aku akan segera sampai disana” Ucap mey riang di telepon.
“Aku menunggumu” Jawab sang ibu.
Sebenarnya muncul secuil rasa curiga ketika gadis itu melihat bus yang sangat sepi, apa lagi halte yang terlihat sunyi seperti ini.
Tetapi mey bukan lah seorang yang penakut, dan juga bisa dibilang dirinya adalah pencinta hal yang menakutkan.
Ketika mey masuk kedalam bus, suasana bus masih biasa saja namun sedikit suram. mey berfikir mungkin karena hari sudah hampir tengah malam.
Duduk di salah satu bangku penumpang, mey mulai membuka handphone nya.
“Kau bermain apa?” Tanya seorang lelaki yang duduk disampingnya.
mey menoleh, “Oh ini.. Hanya sedang menulis cerita. Entah kenapa aku mempunyai ide untuk menulis cerita bus berhantu, haha”
Lelaki itu terdiam, tak menjawab.
Semua masih terasa normal, mey masih fokus dengan ceritanya. Namun tiba-tiba saat mereka melewati gerbang tol, gadis itu baru menyadari jika tak ada lagi suara bisik.
Merasa ada yang tak beres, mey mulai mendongak.
Deg!
Semua berubah, kini dinding bus yang semulanya putih bersih menjadi rusak dan penuh darah. Para penumpang yang sebelumnya biasa kini bermuka rusak bahkan hancur, dan menatap mey.
Jantung gadis itu berpacu cepat, apa-apaan ini!
Menoleh, mey menoleh hendak mencari tahu bagaimana keadaan lelaki yang duduk disampingnya, bagaimana pun juga mey sudah menganggap lelaki itu teman barunya.
Terkegun, kini di sampingnya terlihat seorang lelaki yang tidak memiliki mata, rambutnya terlihat kaku karena darah. Pipinya bolong sebelah entah karena apa, dan… Cukup! Ini sangat seram!
Tubuh mey sedikit bergetar, pertama kali melihat hal yang menyeramkan. Pikirannya benar-benar kosong, apa yang harus ia lakukan?
Berdoa! Ya, benar. Ia harus berdoa!
mey mulai melafalkan semua doa maupun surat yang terlintas di benaknya, ia benar-benar takut.
Walau di awal cerita sudah terpangpang jelas bahwa mey pencinta hal menakutkan, namun jelas ini adalah hal yang sangat sangat sangatttttt lebih menyeramkan.
Mey menutup matanya dengan tubuh bergetar hebat, ia sudah tak mau lagi melihat lelaki serem disampingnya.
“Neng” Tepukan pelan membuat gadis itu tersentak.
“Aaaakhh!” mey berteriak histeris, lelaki seram itu pasti mengganggunya!
“N-neng, sadar! ngapain di pinggir kuburan malem-malem gini..” Ucap lelaki itu.
Mey tertegun, lalu memberanikan diri membuka matanya. “Loh pak, ini dimana?” Tanyanya dengan suara gemetaran.
Menjawab, “Ini di pemakaman neng. Kenapa sampean bisa disini? Udah tengah malam lho.”
Terkajut, “Tadi saya lagi naik bus pak!”
Lelaki itu terdiam mendengar balasan mey, lalu menggeleng. “Pasti sampean lagi diganggu sama makhluk sini, maklum neng.. Dulu ada kecelakaan bis disini, untung sampean bisa balik.” Bapak itu menghela nafas lega.
“Saya mau ke kampung ibu saya, Pak” mey memberitahu rencananya.
“Lah emang kampung apa?” Tanya sang bapak lagi sambil menaikkan alisnya penasaran.
“Kampung melati”
Terkajut, “Bukannya kampung itu udah kena tanah longsor tahun kemarin neng? Seluruh warganya ndak ada yang selamat.”
Tunggu, apa! Hei ini keliru! Dia setahun ini selalu bertelepon dengan ibunya.
“Beneran pak”
“Iya neng, cari aja di berita”
Ibunya telah tiada?
Selama ini yang dia telepon… Siapa?