TRADISI SUKU BADUY
Suku Baduy dikenal memiliki berbagai tradisi, beberapa di antaranya cukup khas dan terkenal akan keunikannya. Berikut adalah beberapa diantaranya.
1. Gemar Berjalan Kaki
Masyarakat Suku Baduy dikenal orang yang sangat gemar berjalan dengan kaki telanjang. Mereka akan berjalan kaki kemanapun meski jarak yang ditempuh cukup jauh tanpa mengenakan alas kaki. Tidak mengenakan alas kaki dan tidak menggunakan kendaraan sebagai alat transportasi merupakan prinsip hidup Suku Baduy untuk menjaga keselarasan dengan alam.
2. Sistem Kekerabatan Berdasar Wilayah
Dalam masyarakat Baduy terdapat sistem kekerabatan dyang menitikberatkan pada wilayah tempat tinggal. Hubungan kekerabatan bisa dilihat dari tiga sisi yaitu Kampung Tangtu, Kampung Panamping, dan Pajaroan. Dalam hal ini, seluruh wilayah Desa Baduy adalah “Tangtu Teulu Jaro Tujuh” yang berarti seluruh penduduk di wilayah Kanekes Baduy merupakan satu kerabat yang berasal dari satu nenek moyang. Adapun perbedaannya ada padai generasi antara tua dan muda, di mana orang Cikeusik dianggap yang tertua, Cikertawana yang menengah, dan Cibeo yang termuda.
3. Sistem Kekerabatan Merujuk Nama Ibu
Masyarakat
Baduy juga memiliki keunikan nama dengan mengambil suku kata awal orang tuanya.
Anak perempuan biasanya akan mengambil dari nama ayahnya, sedangkan anak
laki-laki dari ibunya. Sebagai contoh, apabila seorang ibu bernama Arsunah maka
nama anak laki-lakinya adalah Ardi atau Arsani. Namun untuk cara panggilan
masyarakat Baduy justru menggunakan panggilan dengan nama anak. Sebagai contoh,
seorang ayah yang memiliki anak laki-lakinya bernama Asep maka ia akan
dipanggil Ayah Asep padahal nama aslinya adalah Ujang. Karena panggilan ini
terus menerus digunakan, tak jarang banyak orang tua kemudian lupa dengan nama
aslinya sendiri.
(FN)