PAKAIAN ADAT SUKU SASAK
Pakaian adat suku Sasak untuk pria bernama baju pegon. Baju pegon juga terdiri dari beberapa bagian yang memiliki arti simbolis, diantaranya seperti :
- Sapuk/Capuq : Ikat kepala yang melambangkan rasa hormat pada tuhan. Tujuan pemakaiannya untuk melindungi dari pikiran kotor.
- Baju Pegon : Pakaian adat suku Sasak yang mendapat pengaruh budaya Jawa dan mengadopsi desain jas Eropa, biasanya berwarna gelap. Baju ini melambangkan kehormatan dan kesopanan seorang pria.
- Leang/Dodot : Kain songket yang digunakan untuk menyelipkan keris.
- Kain wiron : Kain yang digunakan sebagai bawahan yang dililitkan dari pinggang hingga mata kaki. Makna penggunaan kain ini adalah kerendahan hati yang dimiliki suku Sasak.
- Keris : Senjata pelengkap yang harus diselipkan menghadap kedepan, jika terbalik makan melambangkan peperangan.
Pakain suku Sasak untuk wanita adalah baju lambung. Setelan baju lambung terdiri dari beberapa bagian dan memiliki nilai simbolis yang cukup dalam. Bagian-bagian tersebut terdiri dari :
- Pangkak : Mahkota emas berbentuk bunga cempaka atau mawar yang diselipkan di sela-sela konde.
- Tangkong : Pakaian berwarna gelap dengan model crop top yang terbuat dari brokat\beludru. Baju tangkong merupakan lambang dari keagungan wanita.
- Lempot : Selendang motif khas suku Sasak Lombok yang diletakan di pundak sebagai lambang kasih sayang kepada sesama manusia.
- Tongkak : Kain yang dililit di pinggang dan terbuat dari kain tenun khas suku Sasak. Kain ini melambangkan pengabdian terhadap tuhan, orang tua serta masyarakat.
- Kereng : Kain songket khas Lombok yang panjangnya sampai lutut/mata, melambangkan kesuburan dan kesopanan seorang wanita.
- Endit/pending : Aksesoris untuk menghiasi rambut, kuku atau sebagai anting.
- Biasanya ditambahkan juga bros, kalung, gelang tangan dan gelang kaki dari bahan perak.
(FN)