Merindu Baginda nabi
Merindu Baginda nabi adalah novel yang bercerita tentang Syarifatul Bariyah, seorang remaja yang mengenyam pendidikan di salah satu SMA favorit di Kota Malang. Rifa–sapaan akrabnya–memiliki banyak prestasi di sekolahnya.
Akan tetapi, di balik kesuksesan yang didapatkannya, ada banyak perjuangan dan cerita menyakitkan yang harus dia lalui. Rifa merupakan seorang anak yang dibuang ke tempat sampah oleh kedua orang tuanya saat masih bayi. Karena itu, hingga menginjak usia remaja, dia tidak pernah mengetahui orang tua kandungnya.
Rifa yang malang ditemukan dan diadopsi oleh Mbah Tentrem, seorang nenek berusia lanjut. Tak banyak momen indah yang dirasakan Rifa bersama Mbah Tentrem karena beliau meninggal sebelum Rifa tumbuh besar.
Selepas itu, Rifa lalu diasuh oleh Pak Nur dan Bu Salamah, pasangan suami istri yang belum dikaruniai anak selama delapan tahun. Bagi Rifa, orang tua barunya merupakan sosok yang luar biasa baik mampu mendidiknya dengan baik.
Kehidupan Rifa bertambah baik sejak diadopsi oleh Pak Nur dan Bu Salamah. Hingga akhirnya dia berhasil lolos dalam ujian untuk program pertukaran pelajar ke San Jose, Amerika Serikat.
Di San Jose, Rifa berhasil memenangi olimpiade matematika antar sekolah dan membuat namanya terus melejit. Selain itu, dia juga menemukan keluarga dan teman baru, yaitu Tuan Bill, Nyonya Barbara, dan putri bungsu mereka Fiona.
Sayangnya, kehidupan Rifa tidak berjalan mulus karena seorang temannya yang bernama Arum melakukan berbagai cara untuk mengalahkan Rifa dalam perebutan ranking satu. Arum sendiri merupakan putri pejabat di Malang yang menganggap Rifa sebagai rival terberatnya.
Bagi Arum, Rifa adalah sosok yang menghalanginya mendapatkan ranking satu di kelas. Oleh karena itu, dia berani melakukan cara-cara kotor seperti berusaha membuat Rifa tidak naik kelas dengan cara menghasut kepala sekolah karena absen selama 8 bulan saat masa pertukaran pelajar.
Selain itu, dia juga pernah berusaha mencelakai Rifa dengan cara menyuruh seseorang menyerempet motornya. Berkat kejadian ini, Rifa mengalami gegar otak ringan, patah kaki kiri, dan retak tulang belikat sehingga tidak bisa berjalan normal selama beberapa bulan.
Seiring berjalannya waktu, kesuksesan Rifa dan teman-teman setianya terus bertambah. Mereka bahkan sukses menyelenggarakan acara seminar internasional yang dihadiri oleh banyak tokoh penting seperti Menteri Sosial dan Walikota Malang.
Di sisi lain, Arum yang berkesempatan menjadi pemateri dalam sebuah Talkshow pada acara ulang tahun sekolahnya, harus merasakan kepedihan. Acaranya hanya dihadiri oleh beberapa orang guru dan siswa. Bahkan, Walikota Malang yang berencana menghadiri acara tersebut lebih memilih datang ke seminar internasional yang diselenggarakan oleh Rifa.
Hal ini tak pelak membuat Arum semakin cemburu dan marah pada Rifa hingga dia gelap mata. Tak tanggung-tanggung, Arum menyuruh seseorang untuk menabrak Rifa yang sedang dibonceng oleh Dian.
Saat kecelakan itu, Dian meninggal di tempat kejadian dan Rifa harus menjalani sisa hidupnya sebagai disabilitas karena kedua kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan lagi. Namun kejadian ini tidak membuat Rifa hilang semangat hidup.
Dia tetap tegar menghadapi kenyataan yang pahit dengan mengatakan bahwa dia masih dikaruniai dua tangan untuk menulis, mulut untuk berbicara, dan dua mata untuk membaca Al-Qur’an.
Cobaan bagi Rifa tak berhenti sampai di situ saja. Pak Nur, orang tua yang sudah dianggap sebagai bapak kandungnya, meninggal dunia setelah shalat ashar di Masjid Nabawi saat melaksanakan umrah. Sekali lagi, Rifa menunjukkan bahwa dia bukan manusia yang mudah menyerah.
Setelah melewati berbagai ujian kehidupan, Allah menunjukkan harapan kepada Rifa untuk bisa berjalan secara normal kembali dengan bantuan Judith Mueller, seorang dokter asal Jerman. Rifa pun berangkat ke Muenchen untuk menjalani pengobatan yang intensif hingga kakinya sembuh. Bahkan, dia melanjutkan pendidikan tingginya di Negara Pemikir dan Penyair itu.
Lalu, apakah Rifa akan kembali dalam keadaan sehat? Atau Arum akan terus melakukan kejahatan terhadap Rifa?
By.Rizki_leader