PENDIDIKAN SOEKARNO


Ayah Soekarno berprofesi sebagai guru sehingga Soekarno dididik dengan disiplin tinggi khususnya dalam bidang pendidikan. Soekarno kecil dituntut untuk terus belajar membaca dan menulis.

Ayahnya memasukan Soekarno ke Eerste Inlandse School, sekolah tempat ayahnya bekerja sebagai Mantri Guru yang berarti Kepala Sekolah. Tahun 1911, Soekarno naik ke kelas enam, ayahnya memindahkan Soekarno ke Sekolah rendahan Belanda Europeesche Lagere School (ELS).

Tujuan Soekarno dipindahkan ke sekolah tersebut agar Soekarno dapat lebih mudah masuk ke Sekolah Tinggi Belanda. Karena bahasa Belandanya belum cukup baik untuk kelas enam, Soekarno terpaksa duduk di satu kelas lebih rendah, yaitu kelas lima.

Pada tahun 1915, Soekarno berhasil lulus dari ELS. Berkat bantuan dari kawan ayahnya H.O.S Tjokroaminoto, Soekarno berhasil melanjutkan pendidikan ke sekolah menengah atas Hogere Burger School (HBS) Surabaya.

Setelah tamat dari HBS pada tahun 1921, Soekarno melanjutkan pendidikannya ke Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang Institut Teknologi Bandung) dengan mengambil jurusan teknik sipil.

Baru dua bulan kuliah, Soekarno meninggalkan Bandung dan kembali ke Surabaya ketika mendengar Tjokroaminoto ditangkap karena diduga menjadi dalang dari aksi pemogokan serikat buruh di Garut. Soekarno mendaftarkan dirinya kembali untuk berkuliah pada tahun 1922 dan berhasil lulus sebagai insinyur pada tahun 1926.

(FN)