Pendidikan Soeharto

Saat berusia delapan tahun, Soeharto baru masuk sekolah dasar, tetapi ia beberapa pindah sekolah. Pada awal masuk sekolah, Soeharto bersekolah di Sekolah Dasar (SD) Puluhan, Godean. Namun, ketika ibu dan ayah tirinya pindah rumah ke Kemusuk Kidul maka Soeharto juga pindah sekolah ke Sekolah Dasar (SD) Pedes.
Kekhawatiran Kertosudiro (ayah kandung Soeharto) akan masa depan anaknya maka ia menitipkan Soeharto kepada keluarga Prawirowihardjo yang bertempat tinggal di Wuryantoro, Purwodadi, Jawa Tengah.
Prawirowiharjo merupakan suami dari adik Kertosudiro atau adik ipar Kertosudiro. Prawirowiharjo merupakan seorang mantri tani dan ayahnya adalah seorang pengusaha yang sudah terkenal yaitu Sudwikatmono.
Saat tinggal bersama bibi dan pamannya, Soeharto sangat senang karena sering diajak ke sawah oleh pamannya sehingga ia perlahan-lahan bisa mengerti seluk beluk tentang dunia pertanian. Untuk melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama (SMP), Soeharto memilih untuk pulang ke kampung halamannya di Kemusuk.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) Muhammadiyah di Yogyakarta merupakan lembaga pendidikan yang dipilih oleh Soeharto setelah tamat Sekolah Dasar (SD). Untuk menempuh jarak ke sekolah, ketika berangkat dan pulang sekolah Soeharto menggunakan sepeda yang hampir rusak.
Setelah tamat dari SMP, Soeharto ingin sekali melanjutkan pendidikannya ke jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Namun, karena keadaan ekonomi keluarga dan keterbatasan biaya yang dimiliki oleh orang tuanya membuat Soeharto harus mengurungkan niatnya itu.
Soeharto sempat mendapatkan dua surat panggilan kerja yang terjadi pada sekitar tahun 1939, surat pertama merupakan surat panggilan dari bank dan surat kedua merupakan surat panggilan dari lembaga ketentaraan. Dan akhirnya yang dipilih oleh Soeharto adalah berkarir di dunia militer.
(FN)