FENOMENA SALJU

Apakah kalian tahu apa itu salju?
Fenomena salju merupakan hal yang ditunggu oleh setiap
wilayah atau negara yang mengalami musim dingin hingga turunnya salju. Salju
adalah padatan air yang mengkristal di atmosfer dan jatuh ke permukaan bumi.
Sekitar 23 persen permukaan bumi tertutup salju secara sementara atau permanen.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), salju adalah butiran uap air putih
bagaikan kapas yang membeku di udara dan jatuh ke permukaan bumi akibat suhu
temperatur udara itu di bawah titik beku yaitu 0 ?
(Celcius) atau 32 ? (Fahrenheit). Dilansir dari National Snow and Ice Data Center (NSIDC),
lapisan salju adalah Cryosphere dari bahasa Yunani dengan arti kryo yang
bermakna frost dari bahasa Inggris. Frost sendiri artinya
embun beku dalam bahasa Indonesia. Jadi dapat kita simpulkan, salju adalah
pengendapan (presipitasi) padat dalam bentuk kristal es.
Salju berasal dari awan yang membawa uap air ketika suhu di
bawah titik beku 0? (Celcius) atau 32? (Fahrenheit). Ketika uap air di atmosfer berkondensasi
langsung tanpa melalui wujud/tahap cair. Setelah kristal es terbentuk, ia
menyerap dan membekukan uap air tambahan dari udara yang ada di sekitarnya.
Lalu tumbuhlah kristal atau pelet salju yang kemudian jatuh ke permukaan bumi.
Fenomena salju terbentuk seperti tetesan hujan. Kepingan
salju mulai dari uap air di awan. Ketika suhu awan di bawah titik beku, uap air
yang ada di awan berubah menjadi kepingan salju. Salju dapat terbentuk ketika
kristal es di awan bersatu menjadi kepingan salju saat suhu rendah dan ada
kelembaban di atmosfer. Kepingan salju terdiri dari kristal es kecil dalam
jumlah banyak yang saling menempel. Kemudian saat cukup berat, akan turun ke
permukaan bumi. Kepingan salju yang turun melalui udara lembab, sedikit lebih
hangat dari 0?. Kepingan tersebut akan meleleh di
sekitar tepinya dan tetap bersatu menghasilkan serpihan besar. Salju turun
melalui udara dingin dan kering menghasilkan salju bubuk yang saling berpisah.
Mengapa bisa ada salju di bumi, ya?
Salju terbentuk saat udara hangat dan lembab bertemu dengan
udara yang sangat dingin. Di atas daratan Eropa Selatan, udaranya cenderung
panas pada musim tertentu sehingga salju sulit untuk terbentuk pada area ini.
Namun, pada kondisi sekarang ini, area udara bertekanan tinggi yang disebut
Gisela membawa angin dingin Kutub Utara ke tengah Jerman, bertabrakan dengan
dua area udara bertekanan rendah bernama Tristan dan Reinhard. Saat mereka
membawa udara laut yang hangat, kelembaban berubah menjadi salju. Karena udara
yang hangat memiliki tingkat kelembaban yang lebih tinggi. Pengikatan suhu
berarti massa udara akan mengangkut lebih banyak air.
Kelembaban ini kemudian dapat berubah menjadi salju di tempat
yang cukup dingin. Tempat tersebut biasanya berada di tempat yang lebih tinggi.
Hujan salju besar-besaran di Pegunungan Alpen pada musim dingin 2019, misalnya,
juga dipicu oleh massa udara yang sangat lembab dan hangat. Saat itu, kata
Peter Hoffmann, ahli meteorologi di Potsdam Institute for Climate Impact
Research (PIK), lautan masih cukup hangat di musim dingin. Hal ini
dikarenakan musim panas yang panjang dan terik sehingga banyak air yang
menguap. Kemudian, aliran udara membawanya ke Pegunungan Alpen, di mana
sejumlah besar salju basah turun di dataran tinggi. Hal ini tentu saja
menyebabkan jalan-jalan tertimbun salju dan meningkatkan risiko longsoran
salju. Itulah mengapa salju bisa ada di bumi dan harus menjaganya dari
pemanasan global.
Apakah salju boleh dikonsumsi?
Mengkonsumsi salju, merupakan tindakan yang tidak
direkomendasikan. Kita ketahui salju merupakan hasil kondensasi dari air. Fresh
snow memang lebih kecil resiko kontaminasinya. Namun,sebaiknya Anda tidak
mengkonsumsinya. Beberapa resiko yang terkandung di dalamnya berupa: polutan,
asap, fume, bakteri, bahan kimia, urin atau kotoran hewan, dan kontaminasi
lingkungan sekitar. Karena itu salju lebih baik tidak kita makan atau resikonya
akan sangat besar.
Ada juga beberapa orang yang sangat ingin mencoba salju. Kita
yang tinggal di Indonesia adalah beberapa di antaranya. Hal ini dikarenakan
negara kita hanya mengenal 2 musim. Salju ternyata mengandung bakteri, baik
salju yang baru turun dari langit atau sudah menumpuk di atas tanah. Salju yang
berwarna agak-agak kuning lebih berbahaya. Apalagi jika salju itu ada di atas
tanah. Kaca pecah, batu runcing, hingga serpihan kayu, mungkin saja ada di
dalam tumpukan salju tersebut. Satu gigitan saja, maka gigi Anda bisa retak,
atau mulut bisa terluka.
Ketika kita makan salju, suhu tubuh kita akan menurun drastis
dan bisa membuat tubuh membeku hingga meninggal. Polutan di lingkungan sekitar
juga bisa mencemari salju. Banyak ahli menyetujui bahwa kepingan salju bisa
membawa dan menyerap polutan yang berkumpul lama di udara. Masih banyak lagi
risiko lainnya jika mengkonsumsi salju. Maka, secara medis tidak diperbolehkan
untuk mengkonsumsi salju, ya, teman-teman.
Source : https://lazuardi.sch.id