Tenyata Indonesia Dulu Bersalju

Indonesia adalah
salah satu negara yang berada di garis khatulistiwa.
Hal ini membuat Indonesia hanya memiliki dua musim, yaitu musim kemarau dan
musim hujan. Sedangkan kita tidak pernah merasakan salju turun
di Indonesia, kecuali di puncak Pegunungan Jayawijaya, Papua.
Namun, baru-baru ini, ada sebuah
penelitian yang menyatakan bahwa Bumi merupakan bola salju raksasa sekitar 500
juta tahun yang lalu.
Penelitian itu juga menyatakan bahwa salju bukan hanya berada di Kutub
Utara dan Kutub Selatan, tapi juga di wilayah garis khatulistiwa.
Dengan kata lain, Indonesia dulunya merupakan wilayah bersalju seperti
kutub.
Lalu, ke mana perginya semua salju itu, ya? Bagaimana Indonesia bisa
berubah menjadi negara tropis seperti sekarang ini?
Bola Salju Bumi
Menurut para ahli geologi, sekitar setengah miliar tahun yang lalu, Bumi
merupakan sebuah bola salju raksasa.
Peneliti memperkirakan semua wilayah Bumi tertutup oleh salju, mulai dari
wilayah kutub hingga wilayah khatulistiwa.
Bahkan, peristiwa ini diyakini terjadi setidaknya dua kali di masa lalu
Bumi.
Hal ini membuat seluruh wilayah Bumi benar-benar seperti kutub yang
sekarang ini kita lihat.
Apa Penyebabnya?
Nah, kalau dulu wilayah khatulistiwa bersalju, ke mana salju itu pergi
sekarang?
Beberapa ahli memperkirakan bahwa gletser bisa mencair karena adanya
letusan gunung berapi purba yang sangat dahsyat.
Saat meletus, gunung berapi tidak hanya memuntahkan lava dan lahar, tapi
juga mengeluarkan gas vulkanik.
Gas vulkanik ini terdiri dari nitrogen, karbon monoksida, karbon dioksida,
hidrogen sulfida, dan sulfur dioksida.
Nah, karbon dioksida yang dikeluarkan oleh gunung berapi saat meletus bisa
menimbulkan efek rumah kaca.
Efek rumah kaca sendiri merupakan proses di saat permukaan Bumi menjadi
panas karena keadaan atmosfernya yang berubah.
Yap, banyaknya karbon dioksida yang mencapai atmosfer Bumi membuat planet
kita ini menjadi cukup panas.
Akibatnya, wilayah yang berada di khatulistiwa menjadi lebih panas
sehingga gletser mencair lebih cepat daripada di kutub.
Sayangnya, sampai sekarang, masih belum ada penelitian yang memberikan
jawaban pasti tentang hal ini.
Namun begitu, para ahli geologi masih tetap meneliti fenomena ini,
teman-teman.
Source : https://bobo.grid.id/