Apakah Air Hujan Bisa Diminum?

Apakah air hujan bisa diminum?

Hujan mulai mengguyur sejumlah daerah di Indonesia. Di beberapa tempat, tradisi menadah air hujan untuk keperluan rumah tangga masih dapat ditemukan. Contohnya untuk kebutuhan mencuci, mandi, sampai konsumsi. Tetapi, seberapa aman bagi manusia untuk meminum air hujan?

Sebetulnya tidak ada yang salah dengan mengonsumsi air hujan, tetapi tidak dianjurkan. Masalahnya, berbagai faktor seperti fisik dan lingkungan dapat mengubah air hujan yang semulanya bersih menjadi berpotensi berbahaya.

Hujan merupakan sebuah proses alam yang dimulai dari penguapan air ke lapisan atmosfer bumi atau evaporasi. Sumber airnya beragam, bisa dari sumber air alam, danau, genangan, dan lain-lain. Air yang menguap ini akan berkumpul dan membentuk awan. Ketika awan menjadi sangat berat dan tak bisa lagi menampung air, perlahan awan mencair dan terjadilah hujan.

Air hujan yang jatuh dari atmosfer tak semata-mata langsung jatuh ke permukaan bumi.

Melansir Centers for Disease Control and Prevention (CDC), debu, asap, dan berbagai partikel di udara dapat mengkontaminasi air hujan. Belum lagi jika air hujan jatuh dan mengalir dari genteng atau atap. Mikrorganisme seperti bakteri, virus, parasit, hingga bahan kimia bisa ikut mengalir dan menjadi sumber penyakit.

Sebuah penelitian di Adelaide, Australia oleh Rodrigo, dkk. (2011) mencoba untuk menguji apakah air hujan yang belum diolah berkontribusi terhadap kemunculan penyakit gastroenteritis seperti muntah atau diare. Selama 12 bulan, responden diminta untuk mencatat kejadian seperti buang air besar, muntah dalam jumlah tertentu, sakit perut, atau mual dalam 24 jam setelah konsumsi.

Hasilnya, sebanyak 769 kejadian terjadi selama penelitian berlangsung atau rata-rata 0,77 kejadian per orang per tahunnya. Melalui simpulan, artikel menuliskan jika konsumsi air hujan yang belum diolah tidak memberikan dampak yang berarti terhadap kemunculan penyakit gastroenteritis.

Meski demikian, temuan ini tidak bisa digeneralisasi sebab perbedaan tempat, lingkungan, dan kondisi alam di semua tempat. Penelitian ini juga tidak menyertakan orang-orang rentan sakit atau memiliki sistem imun yang lemah.

Guna mensterilkan air hujan yang ditadah, masyarakat umumnya akan memasak airnya sampai mendidih. Proses ini efektif untuk membunuh beberapa bakteri, virus, serta parasit. Namun demikian, beberapany membutuhkan proses kimia lainnya sampai dinyatakan aman untuk dikonsumsi.

Air hujan merupakan berkah bagi banyak orang. Ia dapat membantu petani untuk panen tepat waktu, menyiram tanaman, mencuci barang, mengubah suhu cuaca menjadi lebih dingin, atau sesederhana membersihkan jalanan kota.

Akan tetapi, hindarilah gunakan air putih untuk kebutuhan memasak, menggosok gigi, mencuci buah/sayur, atau bahkan dikonsumsi untuk penuhi cairan tubuh.

 Source : https://yakult.co.id/