Malin Kundang

Alkisah hidup lah seorang bunda yang berprofesi sebagai nelayan. Ia merupakan orang tua tunggal yang hidup bersama putra satu-satunya, Malin Kundang. Penghasilan ibunda tidak lah cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka.

Ketika Malin beranjak besar, Malin meminta izin pada ibunda untuk merantau. Ia ingin mengadu nasib, siapa tahu ia beruntung. Berlayar lah Malin dan merantau selama beberapa tahun.

Beberapa tahun setelahnya, harapan Malin tercapai. Ia menjadi orang berhasil dan menjadi saudagar kaya raya. Ia sampai menikah dengan putri bangsawan. Sayangnya, ia berbohong mengenai latarbelakangnya pada keluarga sang istri.

Suatu ketika, Malin rindu kampung halaman. Ia pulang ke kampung mengajak serta istrinya. Ia pun berbagi-bagi uang kepada masyarakat desa. Kedatangan Malin pun sampai ke telinga ibunda.

Tak sabar, ibunda langsung bergegas menemui Malin. Tapi, apa yang ia harapkan tak sesuai kenyataan. Malin tahu itu ibunda, tapi tak mau mengaku di depan istrinya karena malu ibunda kenakan pakaian lusuh. Istrinya pun kebingungan karena Malin mengaku padanya kalau ibunda sudah tiada.

Merasa sakit hati, ibunda Malin pun mengutuknya. Tak lama hujan deras, permintaan ampun Malin tak lagi didengar. Ia pun berubah menjadi batu.

Pesan moral: Sayangilah ibunda karena perjuangannya melahirkan, merawat, serta mendidik tak ada bandingannya dengan apapun yang dilakukan anak.


Sumber: https://www.haibunda.com/parenting/20230913170734-61-319874/20-cerita-legenda-singkat-terkenal-di-indonesia-kisah-menarik-kaya-pesan-moral