Dongeng Pendek dari Sumatra Barat: Kisah Putri Jelmaan Burung Kuai

Pada zaman dahulu ada seorang putra mahkota, Raja Muda yang ingin menikah. Pada suatu hari, ia bermimpi bertemu dengan seorang kakek. Kakek tersebut memberitahu dirinya bahwa ia harus pergi ke sebuah rumah di dekat pantai untuk menemukan jodohnya. Di depan rumah tersebut terdapat pohon kelapa gading, kakek ini juga menyarankan agar Raja Muda menangkap buruang kuai yang turun dari khayangan. 

Raja Muda itu pun mengikuti mimpinya. Ia menemukan sebuah rumah di tepi pantai dengan beberapa pohon gading yang tertanam di sekitarnya. Ia pun bersembunyi dengan menutupi tubuhnya dengan pasir dan menggunakan tempurung untuk menutup wajahnya. Raja Muda menyembunyikan sangkar burung yang ia bawa. Tak lama setelah itu, sekawanan burung kuai turun dari khayangan dan hinggap di pohon kelapa gading. 

Si bungsu turun ke tanah dan bernyanyi dengan sangat merdu, padahal kakak-kakaknya telah melarangnya turun. Akhirnya, ditangkap lah ia oleh Raja Muda dan dibawa ke istana. Raja Muda meletakkan sangkar burung kuai itu di sebelah tempat tidurnya. Ketika semua orang terlelap, burung tersebut keluar dari sangkar dan berubah menjadi seorang putri cantik. Sang putri pun pergi ke dapur dan memasak makanan yang sangat lezat, lalu kembali ke sangkar. 

Keesokan harinya, semua orang terkejut dengan masakan yang terhidang. Kejadian tersebut pun terjadi berulang-ulang, Raja Muda penasaran dan mencari tahu. Pada suatu malam, Raja Muda berpura-pura tidur. Ia sangat terkejut melihat burung kuainya berubah menjadi seorang putri cantik. Raja Muda segera menyembunyikan sangkarnya agar putri cantik itu tidak bisa kembali. 

Merasa panik, putri cantik pun bersembunyi. Namun, Raja Muda tetap bisa menemukannya dan meminta putri tersebut menjadi istrinya. Tak butuh waktu lama, mereka akhirnya menikah dan setahun kemudian dikaruniai seorang putra. Suatu hari Raja Muda dan istrinya sedang bersantai. Tiba-tiba Raja muda merindukan suara merdu istrinya dan memintanya untuk bernyanyi. 

Istri Raja Muda menolak dan mengatakan bahwa jika ia bernyanyi, maka Raja Muda akan menyesal. Semakin penasaran, Raja Muda tetap memaksanya bernyanyi dan akhirnya istrinya pun menurut. Namun, istri Raja Muda itu malah menangis karena rindu keluarga di khayangan. Lama kelamaan karena terus bernyanyi tubuhnya pun kembali menjadi burung kuai, dengan perlahan ia terbang ke khayangan. 

Raja Muda pun terbangun dan terkejut mendapati istrinya sudah tidak ada di sampingnya. Ia melihat burung kuai yang sedang terbang, ia pun sangat menyesal telah memaksa istrinya untuk menyanyikan lagu burung kuai. 

Pesan moral: Cerita ini mempunyai pesan yang bisa dipetik, yakni pikirkan terlebih dahulu hal yang akan dikerjakan agar tidak terjadi penyesalan. 


Sumber: https://www.haibunda.com/parenting/20230913170734-61-319874/20-cerita-legenda-singkat-terkenal-di-indonesia-kisah-menarik-kaya-pesan-moral