Timun Mas

Hiduplah seorang wanita tua bernama Mbok Rondo yang tinggal di sebuah desa di wilayah Jawa. Sudah sejak lama ia menginginkan anak. “Betapa bahagainya bila di hari tuaku ada anak yang membantu meringankan pekerjaanku,” pikirnya.

Ketika sedang melamun di ladang, tiba-tiba bumi bergetar hebat. Mbok Rondo terkejut karena muncul raksasa yang menakutkan di hadapannya.

Raksasa itu tertawa terbahak-bahak. “Mbok Rondo aku sanggup memberimu anak. Tapi dengan syarat, saat ia berumur 6 tahun kau harus menyerahkan kepadaku untuk kusantap!”

Mbok Rondo tidak tahu asal-usul raksasa itu. Tapi karena ia benar-benar menginginkan anak, maka ia menyanggupinya.

Raksasa itu kemudian memberinya biji mentimun. “Tanamlah. Kelak di dalam salah satu buah mentimun akan kau temukan seorang anak” kata raksasa itu.

Mbok Rondo kemudian segera menanam biji mentimun itu. Salah satunya menghasilkan timun besar berwarna kuning keemasan.

Ketika memetik dan membelahnya, nampak di dalamnya bayi mungil nan lucu. Betapa gembiranya hati Mbok Rondo, bayi itu ia beri nama Timun Mas. Ia tumbuh menjadi gadis cantik jelita. Mbok Rondo amat menyayanginya.

Suatu hari datanglah raksasa menagih janji. “Aku tahu, kedatanganmu untuk mengambil Timun Mas. Berilah aku waktu dua tahun lagi. Kalau ia kuberikan sekarang, tentu kurang lezat untuk disantap. Tubuhnya masih kecil.” Kata Mbok Rondo.

“Benar juga. Baiklah, dua tahun lagi aku kemari. Kalau bohong, kau yang kusantap!” ancam raksasa itu. Timun Mas yang bersembunyi di kolong tempat tidur, ketakutan setengah mati mendengar percakapan itu.

Kemudian Mbok Rondo mencari akal bagaimana caranya menyelamatkan Timun Mas. Datanglah ia ke seorang pertapa yang memberinya empat bungkusan kecil sebagai penangkal kejahatan raksasa. Isinya adalah biji mentimun, jarum, garam, dan terasi.

Dua tahun kemudian raksasa itu datang lagi dan menagih janji. Mbok Rondo cepat-cepat menyuruh Timun Mas lari menyelamatkan diri lewat pintu belakang sambil menyerahkan bungkusan itu.

“Ho… ho… ho… walau lari ke ujung dunia sekalipun, kau pasti dapat kutangkap!” kata raksasa sambil mengejar Timun Mas. Karena terus belari, Timun Mas kelelahan. Dalam keadaan terdesak ia menyebar bungkusan pertama berisi biji mentimun. Biji itu tumbuh menjadi tanaman mentimun yang lebat dengan buahnya yang besar-besar. Dengan rakusnya raksasa memakan buah itu, lalu kembali mengejar Timun Mas.

Timun mas segera membuka bungkusan kedua dan menaburkan jarum ke tanah. Jarum berubah jadi hutan bambu lebat. Raksasa dapat menerobosnya meskipun kakinya berdarah-darah tertusuk bambu.

Raksasa kembali mengejarnya. Timun Mas melempar bungkusan ketiga berupa garam menjadilah lautan. Raksasa itu ternyata mampu melewatinya.

“Bocah kurang ajar! Awas kalau kutangkap, kutelan kau bulat-bulat!” raksasa itu semakin marah. Timun Mas segera melempar bungkusan terakhir berisi terasi ke tubuh raksasa.

Tiba-tiba terasi berubah menjadi lautan lumpur mendidih. Raksasa itu kepanasan dan mati tenggelam. Timun Mas selamat. Akhirnya ia hidup bahagia bersama Mbok Rondo.

(FuN)