Legenda Rawa Pening
Kisah ini mengisahkan tentang Baro Klinting, seorang naga yang merupakan anak dari Endang Sawitri, putri Kepala Desa Ngasem. Endang Sawitri harus mengandung dan melahirkan seorang anak berwujud naga karena sebuah kutukan yang menimpanya.
Baro Klinting kemudian pergi ke Gunung Telomoyo untuk bertapa dan mencari cara agar dapat melepaskan diri dari kutukan tersebut dan berubah menjadi anak manusia.
Dalam proses pertapaannya, Baro Klinting mengikat tubuh naganya hingga ke puncak Gunung Telomoyo. Namun, saat sedang bertapa, sekelompok warga Desa Pathok yang sedang berburu tidak melihat wujud keseluruhan Baro Klinting. Mereka hanya melihat ekor Baro Klinting dan tanpa sadar memotong-motong daging ekor naga itu untuk dibawa pulang ke desa mereka.
Setelah berhasil dalam pertapaannya dan berubah menjadi seorang anak manusia, Baro Klinting mendatangi warga Desa Pathok. Namun, warga menolaknya karena kondisi tubuhnya yang lusuh dan penuh luka akibat pemotongan ekornya.
Baro Klinting kemudian menantang warga untuk mencabut sebuah lidi yang tertancap di tanah. Ternyata, tak seorang pun dari warga yang mampu mencabutnya, bahkan orang dewasa yang kuat sekalipun. Hanya Baro Klinting yang berhasil mencabut lidi tersebut.
Cerita ini mengandung pesan moral tentang ketekunan dan keteguhan hati, serta pentingnya untuk tidak menyerah meskipun dihadapkan dengan banyak halangan dalam kehidupan.
(FuN)