CERITA RAMADHAN TENTANG KEIKHLASAN

CERITA
RAMADHAN TENTANG KEIKHLASAN
Pada suatu hari di bulan
Ramadhan, seorang anak bernama Ahmad sedang berjalan-jalan di pasar bersama
ibunya. Di tengah-tengah pasar, mereka melihat seorang nenek yang sedang duduk
di atas trotoar dengan beberapa barang dagangannya di sekitarnya. Nenek itu
terlihat sangat lelah dan letih karena panas dan kelelahan.
Ahmad merasa iba melihat
kondisi nenek tersebut dan ia bertanya kepada ibunya, "Ibu, mengapa nenek
itu harus duduk di sini dengan barang-barangnya yang banyak? Apa yang bisa kita
lakukan untuk membantu?"
Ibu Ahmad menjawab,
"Kita bisa membantunya dengan membeli beberapa barang dari dia, tetapi
pastikan bahwa kita melakukannya dengan keikhlasan dan memberikan sedekah
dengan hati yang tulus."
Ahmad kemudian membeli
beberapa barang dari nenek tersebut dan memberikannya dengan keikhlasan yang
tulus. Nenek tersebut sangat bersyukur dan ia merasa terharu oleh kebaikan hati
Ahmad dan ibunya.
Setelah itu, Ahmad membaca
ayat Al-Quran yang mengingatkan kita tentang keikhlasan:
"Dan mereka
diperintahkan beribadah hanya kepada Allah dengan memurnikan ketaatan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus." (QS. Al-Bayyinah: 5)
Ayat ini mengajarkan kita
untuk melakukan ibadah hanya untuk Allah SWT dan memurnikan niat kita dengan
keikhlasan yang tulus. Kita harus melakukan semua ibadah kita dengan tujuan
yang benar dan tanpa mengharapkan imbalan dari siapa pun, selain dari Allah
SWT.
Ahmad dan ibunya belajar
bahwa keikhlasan adalah salah satu nilai yang sangat penting dalam menjalankan
ibadah di bulan Ramadhan maupun di luar bulan Ramadhan. Kita harus melakukan
semua ibadah kita dengan tujuan yang tulus untuk Allah SWT, dan tidak untuk
mencari pujian atau imbalan dari orang lain. Kita harus memurnikan niat kita
dalam melakukan ibadah dan selalu berusaha untuk melakukan hal-hal dengan
keikhlasan yang tulus.