WADU NTANDA RAHI
Ada sebuah legenda yang
menceritakan tentang kesetiaan seorang istri kepada sang suami yang akhirnya
menjadi batu. Cerita ini berasal dari Dana Mbojo di
Kelurahan Manggemaci, Doro Bedi. Cerita legenda Wadu Ntanda Rahi ini diyakini
banyak orang di seluruh pelosok Mbojo. Namun Inti atau hakikat ceritanya
hanyalah satu yaitu tentang kesetiaan seorang istri dalam mengarungi bahtera
hidup berumah tangga. Ia menjadi batu karena ingin mengabdikan cinta dan
kesetiaannnya kepada sang Suami yang telah merantau dan tenggelam di lautan
luas.
Disana terdapat sebuah
desa yang terdiri dari beberapa kepala keluarga dan penghasilan warga sekitar
dari hasil bertani ataupun berkebun . Di desa itu pula, hiduplah sepasang suami
istri yang sudah tua dan renta yang bekerja sebagai petani yang bernama ina
Male dan Ompu Nggaro. Ina Male dan Ompu Nggaro ini memiliki seorang putra yang
bernama La Ngusu. La Ngusu merupakan sosok laki-laki yang penuh dengan
semangat, baik dan sangat menghormati orang tuanya. Dan di ladang sebelah,
ada seorang gadis sebatang kara yang diangkat dan dibesarkan oleh seorang
lelaki yang bernama ompu Wila, gadis tersebut bernama La Nggini.
Kecantikan dan kebaikan
yang dimiliki oleh La Nggini ini membuat laki-laki di desanya menginginkannya
sebagai seorang istri, akan tetapi La Nggini tidak pernah memberikan kesempatan
kepada lelaki yang ingin mendekatinya .
Akhirnya La Nggini dan
La Nggusu pun menikah dan hidup bahagia. Suatu hari La Nggusu pergi merantau
dan sukses di tanah rantauan.
Ketika dalam perjalanan
pulang ke kampung halamannya dan ingin menghadiahi istrinya sebuah kapal yang
sangat besar, tetapi sayangnya nasib na’as menimpanya dalam perjalanan
pulangnya. Kapal yang ditumpangi La Nggusu tenggelam.
Kabar itupun sampai ke
telinga La Nggini hingga membuatnya begitu hancur dan terpuruk. Ia berdiri di
situ dari subuh sampai fajar, dari dzuhur
sampai isya, dari hari ke hari, dari minggu ke minggu, dari bulan ke bulan,
sampai tahun menjadi berbilang. Ia tetap berdiri menunggu dan terus menunggu
suaminya. Hingga disaat tubuhnya sudah mulai lemah dan rapuh dia mengatakan
jika aku tidak bisa bertemu dengan suamiku lebih baik aku menjadi batu.
Sekarang wadu ntanda
rahi telah dijadikan cagar alam.