REMAJA PELAKU KRIMINAL
Akhir-akhir ini,
tindakan kriminal yang dilakukan oleh pelajar di kota-kota besar sangat
memprihatinkan. Mereka tidak hanya bersekolah, tetapi juga melakukan perusakan,
perkelahian, dan bahkan pembajakan sebuah bus. Salah satu pejabat menginstruksikan
kepada Kepala Dinas Pendidikan setempat untuk memberikan sanksi kepada para
pelajar nakal yang telah melakukan tindak kriminal. Masyarakat pada umumnya
setuju bahwa pelajar yang melakukan tindakan kriminal perlu diberi sanksi.
Bentuk sanksi apa yang diberikan? Sampai saat ini masih terjadi perdebatan di
kalangan masyarakat.
Sebagian masyarakat
mengusulkan ada tiga sanksi tegas yang direkomendasikan. Pertama,
pelajar-pelajar tersebut dipindahkan dari sekolah asalnya ke sekolah lain.
Pelajar-pelajar yang nakal biasanya berkelompok. Untuk itu, pindahkan mereka ke
sekolah lain, disebar, hingga benar-benar terpisah satu sama lain. Dengan
begitu diharapkan mereka tidak melakukan tindak kriminal lagi. Kedua, sanksi
tidak naik kelas kepada seluruh pelajar yang terbukti telah melakukan tindakan-
tindakan yang merugikan serta membahayakan keselamatan orang lain. Sanksi
ketiga, apabila kedua hukuman itu ternyata tidak berhasil mengubah perilaku,
pelajar bermasalah tersebut dikeluarkan dari sekolahnya dan dikembalikan kepada
orang tua masing- masing. Meski begitu, pejabat itu sempat mengkritik guru-guru
di sekolah yang masih belum mampu mendidik muridnya untuk menjauhi
perilaku-perilaku negatif.
Sementara itu, sebagian
masyarakat tidak setuju kalau pelajar yang nakal dikeluarkan dari sekolah.
Alasannya, pelajar itu masih perlu pembinaan. Pihak sekolah harus membina anak
sekolah yang nakal tersebut. Apa gunanya sekolah kalau tidak bisa membina dan
membimbing muridnya. Supaya tidak terjadi perkelahian, misalnya, sekolah perlu
mengadakan kegiatan yang membuat pelajar betah di sekolah. Perlu diketahui
bahwa pelajar, terutama, SMP merupakan peralihan dari anak ke remaja. Secara
psikologis, mereka butuh perhatian. Kegiatan yang membuat pelajar betah di
sekolah, antara lain, olah raga, musik, tari, menulis, dan pramuka. Setiap
hari, murid selalu berinteraksi dengan para guru dan pelajar lain. Jadi, sudah
seharusnya guru mengawasi, memantau, serta membimbing pelajar untuk tidak
melakukan tindakan- tindakan yang merugikan orang lain.
Pada prinsipnya, sanksi
bagi pelajar yang nakal boleh saja dilakukan. Meskipun demikian, sanksi itu
harus mendidik pelajar untuk mengubah perilakunya menjadi lebih baik. Jika
sanksi itu tidak tepat, bukan tidak mungkin pelajar itu akan semakin nakal.