Dampak Bunga Enceng Gondok
Eceng gondok atau dalam bahasa Latin
Eichornia crassipes adalah tumbuhan yang hidup di air tawar atau biasa dikenal
dengan istilah gulma. Eceng gondok dapat tumbuh karena menyerap nutrien pada
perairan air tawar.
Pertumbuhan eceng gondok sangat cepat dan
dapat merusak lingkungan perairan karena menyebabkan pendangkalan. Selain itu,
tanaman gulma ini dapat menyebabkan aerasi karena menghalangi sinar matahari
yang akan masuk ke perairan.
Meski begitu, eceng gondok mampu menyerap
logam-logam berat seperti Cr, Pb, Hg, Cd, Cu, Fe, Mn, Zn. Akibatnya, tanaman
ini dapat mengolah air buangan dari domestik dengan tingkat efisiensi tinggi.
Eceng gongok juga dapat menurunkan kadar BOD dan partikel suspense dengan
biokimia yang berlangsung secara lambat.
Berikut dampak negatif eceng gondok:
1. Evapotranspirasi
semakin meningkat. Mengutip laman Jurnal IPB, evapotranspirasi merupakan jumlah
air yang dikembalikan lagi ke atmosfer. Yaitu dari permukaan tanah, badan air,
dan vegetasi dikarenakan faktor-faktor yang mempengaruhi iklim dan fisiologis
vegetasi.
2. Jumlah
cahaya menurun. Menurunnya jumlah cahaya yang masuk ke perairan juga berdampak
pada turunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air.
3. Pendangkalan
pada dasar perairan. Apabila tumbuhan eceng gondok mati, maka tanamannya akan
turun ke dasar perairan yang menyebabkan proses pendangkalan.
4. Lalu
lintas (transportasi) air menjadi terganggu. Hal ini dirasakan masyarakat yang
masih bergantung dari sungai. Seperti menyeberangi sungai menggunakan perahu.
5. Meningkatnya
habitat vektor penyakit pada manusia.
6. Nilai
estetika lingkungan perairan akan menurun. (FN)